Jumat 26 Jul 2024 14:32 WIB

Demonstran 'Oil Kills' Blokade Bandara, Protes Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Aksi protes di bandara diperkirakan terus meluas.

Rep: Mgrol152/ Red: Satria K Yudha
 Aktivis iklim melakukan demonstrasi di Bandara Frankfurt, Jerman, Kamis (25/7/2024).
Foto: Letzte Generation via Stay Grounded Network
Aktivis iklim melakukan demonstrasi di Bandara Frankfurt, Jerman, Kamis (25/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Gerakan 'Oil Kills' dilakukan aktivis iklim di berbagai negara Eropa dan Amerika Utara. Mereka melakukan demonstrasi di bandara untuk menuntut diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil.

Aksi demonstrasi membuat penerbangan di sejumlah negara seperti Jerman dan Norwegia terganggu. Dikutip dari The Guardian, para pendukung Letzte Generation menuntut diakhirinya penggunaan bahan bakar fosil pada tahun 2030. Mereka sempat menghentikan sementara penerbangan di bandara Frankfurt pada Kamis (25/7/2024) pagi.

Para aktivis mengungkapkan mereka memotong pagar kawat, masuk dengan sepeda dan papan luncur, dan menempelkan diri mereka ke landasan.

Di Oslo, para pengunjuk rasa dari Folk Mot Fossilmakta dan Scientist Rebellion Norwegia menyebabkan antrean panjang dengan memblokir jalur check-in dengan spanduk bertuliskan: “Fast track to phase out.”

“Saya lebih suka tidak berada di sini hari ini, tetapi saya tidak bisa lagi berdiri dan melihat pejabat terpilih kita melakukan terlalu sedikit, terlalu lambat,” kata Ina Nagler, seorang peneliti iklim yang ikut serta dalam aksi di Oslo. “Ilmu pengetahuan sudah jelas: Kita harus secara drastis mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam dekade ini.”

Protes yang bertujuan untuk menekan pemerintah agar mempercepat peralihan ke ekonomi bersih ini telah menghantam bandara-bandara pada awal musim panas yang sibuk. Pada Rabu pagi, para aktivis membuat rencana perjalanan di bandara-bandara dari Helsinki ke Barcelona terganggu. Protes di bandara lebih lanjut diperkirakan terus meluas.

Protes tersebut menuai kecaman dari pihak berwenang. Kelompok kampanye Oil Kills mengatakan bahwa polisi telah menangkap 37 dari 91 aktivis yang terlibat. Sebanyak 14 orang masih ditahan.

“Tindakan ini bodoh, kriminal, dan berbahaya,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, dalam sebuah unggahan di X. ”Mereka yang memblokir landasan pacu tidak hanya membahayakan nyawa mereka sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain dan membahayakan semua pelancong.”

Pemerintah di negara-negara Eropa membungkam aktivis iklim dengan jeratan pidana. Pekan lalu, Roger Hallam, salah satu pendiri Extinction Rebellion, dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena berencana memblokir jalan tol M25 yang mengelilingi London.

Adapun kepolisian Jerman telah menggunakan undang-undang yang dirancang untuk memerangi kejahatan terorganisir untuk menyadap telepon, menggerebek rumah, membekukan rekening bank, dan menempatkan para aktivis dalam penahanan pencegahan.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement