REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mendorong kemandirian penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dengan menggelar pelatihan pembuatan sabun tamanu berbasis komunitas. Dengan dibekali keterampilan tersebut, penerima PKH diharapkan dapat menambah penghasilan sehingga menjadi lebih mandiri.
Tim Pengmas FEB UI bekerja sama dengan Gerakan Green Waqf, Waqf Center for Indonesia Development and Studies (WaCIDS), Pemerintah Kota Depok, dan Fasilitator PKH dalam menggelar pelatihan tersebut. Sebanyak 20 peserta yang menjadi peserta pelatihan merupakan penerima PKH di empat kelurahan, yaitu Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Tugu, Kelurahan Cisalak Pasar, dan Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok.
“Mengapa pelatihan kali ini menggunakan tamanu sebagai bahan baku? Tamanu dipromosikan oleh Gerakan Green Waqf karena hampir seluruh bagian tanaman tamanu dapat dimanfaatkan. Buah misalnya, dapat diambil minyaknya yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan baku farmasi, produk kecantikan seperti sabun dan krim anti-aging, hingga minyak biofuel,” kata Ketua Tim Pengmas FEB UI sekaligus Koordinator Gerakan Green Waqf, Lisa Listiana, Rabu (30/7/2024).
Indonesia memiliki jenis tanah yang cocok untuk budi daya tamanu. Keadaan ini menjadi peluang besar untuk lebih memperluas pengembangan tanaman tamanu. Tamanu oil merupakan minyak yang dihasilkan dari ekstraksi buah tamanu.
Penelitian-penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tamanu oil dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku sabun atau kosmetik karena mengandung flavonoid dan saponin yang bermanfaat sebagai anti bakteri, fosfolipid sebagai senyawa antioksidan, serta beberapa jenis asam yang baik untuk kulit.
Tamanu oil juga dapat meregenerasi kulit sel, melembamkan kulit, mengurangi iritasi akibat terbakar sinar matahari ataupun peradangan, serta masih banyak manfaat lainnya.
Tim Pengmas FEB UI juga memberikan alat dan bahan pembuatan sabun kepada fasilitator PKH dengan harapan nantinya peserta pelatihan dapat mengajarkan kepada penerima PKH lain yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan ini.
"Dengan tersedianya alat yang diperlukan, pembuatan sabun di masa yang akan dapat dilakukan secara mandiri, bahkan memotivasi penerima PKH untuk mencoba peluang usaha dari sabun tamanu," kata Lisa.