REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman menegaskan dukungannya untuk membantu Indonesia menjalankan transisi energi. Hal ini ditegaskan Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Republik Federal untuk Indonesia Thomas Graff pada pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Berbicara di hadapan para hadirin, Graff menekankan pentingnya kemitraan global dalam memerangi krisis iklim dan menyoroti langkah-langkah signifikan yang telah diambil oleh kedua negara menuju masa depan yang berkelanjutan. Graff memuji Indonesia atas komitmennya yang teguh untuk berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi global.
"Transisi energi bukanlah sebuah perjalanan yang dapat dilakukan sendirian. Seperti pepatah Afrika yang mengatakan, 'Jika Anda ingin pergi jauh, pergilah bersama,'" kata Graff, Rabu (10/9/2024).
Graff menambahkan Jerman bersama dengan mitra internasional lainnya, berkomitmen penuh untuk mendukung Indonesia dalam mencapai target iklimnya, terutama melalui Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP).
JETP yang diluncurkan pada KTT G-20 di Bali pada tahun 2022, merupakan komitmen kolektif Indonesia dan mitra internasional untuk memobilisasi dana sebesar 20 miliar dolar AS untuk transisi energi Indonesia. Jerman telah menjanjikan sekitar 1 miliar dolar AS untuk proyek-proyek JETP dan tambahan 2,5 miliar dolar AS untuk memperkuat sektor energi berkelanjutan di Indonesia, dengan rencana kontribusi lebih lanjut.
"Melalui JETP, kami tidak hanya mendukung Indonesia dalam upaya menuju pembangkit listrik yang berkelanjutan dan ramah iklim, namun kami juga yakin bahwa proyek ini akan menjadi katalisator bagi inovasi di Indonesia," ujar Graff.
Ia menilai transisi energi di Indonesia dapat menghasilkan kemajuan teknologi yang signifikan dan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya untuk bergerak melampaui pertanyaan "mengapa" dan "apa" terkait perubahan iklim, dan mendesak para pemangku kepentingan untuk fokus pada "bagaimana" langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk mewujudkan energi berkelanjutan.
"Pertanyaan-pertanyaan sulit yang dihadapi para pembuat kebijakan adalah banyaknya langkah yang perlu diambil dan kompleksitas yang terlibat," kata Graff.
Ia menunjukkan perlunya penerimaan sosial terhadap reformasi, sistem perdagangan emisi yang efektif, dan peraturan yang lebih baik untuk efisiensi energi.
ISEW 2024 berfungsi sebagai forum penting untuk diskusi-diskusi tersebut, yang mempertemukan para pejabat pemerintah, perwakilan sektor swasta, akademisi, dan aktor-aktor non-negara untuk memperkuat strategi energi yang berkelanjutan. Selama empat hari, acara ini akan membahas berbagai topik, termasuk perencanaan dan kerja sama, dekarbonisasi sistem tenaga listrik, investasi energi berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat.
Graff menutup dengan mengungkapkan harapannya bahwa acara tahun ini akan menghasilkan wawasan yang berharga dan mendorong kemitraan yang lebih kuat antara Indonesia dan sekutu internasionalnya. "Adalah tugas kita untuk menemukan jawaban atas masalah yang sangat kompleks," katanya.
"Dengan dibukanya forum penting ini, saya berharap yang terbaik dan sukses untuk Pekan Energi Berkelanjutan ini," kata Graff.
Ia menegaskan kembali komitmen berkelanjutan Jerman untuk mendukung perjalanan Indonesia menuju netralitas iklim dan pembangunan berkelanjutan.