REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hemat energi. Sebab, efisiensi energi menjadi salah satu cara efektif dan cepat untuk menurunkan tingkat emisi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi mengatakan, efisiensi energi bukanlah hal baru. Namun, masih ada masyarakat yang belum mengetahui bagaimana implementasinya.
"Seperti di gedung-gedung pemerintah, hospital, di semua sektor yang menggunakan listrik. Lalu terutama untuk rumah tangga, kita sendiri punya program efisiensi energi ini," kata Eniya dalam konferensi pers pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Ia menyarankan rumah tangga terus melakukan penghematan listrik. Beberapa barang elektronik seperti AC, mesin cuci, TV, dan sebagainya sudah disesuaikan dengan agenda efisiensi energi tersebut. "Nah belilah produk itu," ujar Eniya.
Indonesia memiliki target besar penurunan emisi. Pada 2030 sekitar 358 juta ton CO2. Sebanyak 32 persen dari target, kata dia, bisa diturunkan dengan efisiensi energi tersebut.
Pemerintah serius mendorong hal itu. Selain tentunya lewat berbagai teknologi penyerapan karbon. Eniya melihat banyak gedung dengan menggunakan energi listrik yang besar di Jakarta.
Pemerintah, lanjut dia, akan mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang manajemen energi tersebut, sehingga tidak terjadi oversuplai listrik.
Indonesia sedang berada dalam masa transisi energi. Ini demi mencapai Net Zero Emission di 2060 atau lebih cepat. Kampanye mengenal hal itu juga terus disuarakan.
Tema besar ISEW 2024 menyentuh ranah tersebut. Bunyinya bersatu masa depan yang berkelanjutan, memajukan transisi energi untuk Indonesia Emas dan emisi nol bersih.
ISEW bagian penting dalam 30 tahun kerja sama sektor energi antara Indonesia dan Jerman. Lewat agenda ini, diharapkan bisa mempercepat implementasi semua target yang ditetapkan.