Selasa 22 Oct 2024 13:00 WIB

SIG Dukung Pembangunan Rendah Karbon dengan Semen Hijau

Standar dan regulasi semen ramah lingkungan di Indonesia juga sudah lengkap.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Hunian tapak ramah lingkungan MBR tipe 36 yang dibangun di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) menggunakan precise-interlock brick dari semen hijau SIG.
Foto: Dok. Bumn
Hunian tapak ramah lingkungan MBR tipe 36 yang dibangun di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) menggunakan precise-interlock brick dari semen hijau SIG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG mendukung upaya pemerintah untuk melakukan optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan dalam pekerjaan konstruksi. Direktur Utama SIG Donny Arsal mengatakan, perseroan memiliki beragam inovasi produk semen hijau yang rendah karbon sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi perusahaan dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan di Indonesia.

"Semen hijau SIG adalah solusi terbaik untuk konstruksi ramah lingkungan yang rendah karbon dan bisa menjadi pilihan utama bagi pemerintah, serta pengembang properti untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing. Dengan jaringan operasional yang ekstensif, SIG siap mendukung pembangunan hingga wilayah terpencil di seluruh wilayah Indonesia," ujar Donny dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Donny menambahkan, SIG tidak berpuas diri dan tidak berhenti pada inovasi semen hijau. Sebagai bagian dari perjalanan transformasi perusahaan, SIG menghadirkan produk precise interlock brick untuk solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, serta ramah gempa. Penggunaan precise interlock brick juga membuat durasi konstruksi lebih cepat, dan tampilan yang modern.

"Produk precise interlock brick telah diaplikasikan pada contoh hunian tapak ramah lingkungan tipe 36 di IKN (Ibu Kota Nusantara) yang dibangun dalam waktu 15 hari. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat, guna mengatasi backlog perumahan di Indonesia," kata Donny.

Pelaksana Tugas Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Dicki Rinaldi menegaskan pentingnya penggunaan material ramah lingkungan, khususnya Non Ordinary Portland Cement atau semen Non-OPC, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Pemerintah sangat fokus dalam program percepatan pembangunan infrastruktur yang tak hanya menjadi stimulus bagi perekonomian nasional tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang lebih terkendali.

“Kita harus memastikan pembangunan infrastruktur yang kita lakukan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kapasitas daya dukung lingkungan,” kata Dicki Rinaldi.

Dicki Rinaldi menambahkan penggunaan semen Non-OPC, yang memiliki keunggulan dari sisi teknis, ekonomi, dan lingkungan, harus dioptimalkan dalam setiap proyek pembangunan di bawah Kementerian PUPR.

Dalam upaya mendukung hal ini, Kementerian PUPR mengeluarkan berbagai regulasi, seperti Surat Edaran Menteri PUPR No. 07/2016 tentang Pedoman Tata Cara Penentuan Campuran Beton Normal dan Instruksi Menteri PUPR No. 04/IN/M/2020 tentang Penggunaan Semen Non OPC dalam pekerjaan konstruksi. Selain itu, Kementerian PUPR juga berupaya untuk menyesuaikan persyaratan spesifikasi teknis untuk masing-masing jenis bangunan konstruksi, baik di bidang jalan dan jembatan, sumber daya air maupun permukiman dan perumahan.

Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Iswandi Imran mengatakan pengembangan semen ramah lingkungan Non-OPC di Indonesia sudah cukup baik. Saat ini telah terdapat beragam tipe semen ramah lingkungan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, seperti low heat, high durability, high performance, high strength, dan lainnya.

“Standar dan regulasi semen ramah lingkungan di Indonesia juga sudah lengkap, baik dari sisi SNI materialnya, maupun juga SNI untuk desainnya. Ini sudah terakomodasi semua. Bahkan tadi juga disampaikan oleh bapak-bapak dan ibu dari PUPR, spesifikasinya pun sudah mengadopsi hal-hal tadi. Sehingga tinggal bagaimana kita secara konsisten menerapkannya di konstruksi yang kita tangani,” kata Iswandi Imran.

Sementara itu, Ketua ASI, Lilik Unggul Raharjo menjelaskan semen Non-OPC memiliki banyak keunggulan, seperti emisi karbon yang lebih rendah dan meminimalisir penggunaan sumber daya alam. Selain itu, semen Non-OPC juga berfokus pada kualitas dan keberlanjutan konstruksi, termasuk di antaranya kekuatan dan daya tahan. Semen Non-OPC juga digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, Jalan Tol Bali Mandara, Pelabuhan Patimban, dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement