Rabu 23 Oct 2024 18:44 WIB

IOM dan AS Bangun Kota Tahan Perubahan Iklim di Makassar

Makassar merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang termasuk dalam inisiatif ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
IOM dan AS bekerja sama membangun kota tahan perubahan iklim.
Foto: Kota tahan iklim.
IOM dan AS bekerja sama membangun kota tahan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan kota yang tangguh terhadap perubahan iklim harus menjadi fokus utama dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan air laut. Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) turut membantu mendanai pembangunan kota tahan perubahan iklim lewat Proyek Asia Resilient City (ARC).

Sasaran utama ARC adalah membangun kota tangguh dan adaptif yang mendukung pertumbuhan dinamis dan lingkungan layak huni bagi masyarakat yang menghadapi dampak perubahan iklim. Proyek ini dilaksanakan di beberapa kota di Asia.

Makassar merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang termasuk dalam inisiatif ini, bersama Rajkot (Republik India), Khulna (Republik Rakyat Bangladesh), Ulaanbaatar (Mongolia), dan Bishkek (Republik Kirgistan).

"Perubahan iklim merupakan krisis global yang berdampak secara tidak proporsional pada masyarakat miskin dan terpinggirkan,” kata Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Brian Dusza dalam siaran pers Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Rabu (23/10/2024).

Proyek yang diimplementasikan JSI Research & Training Institute Inc bersama IOM akan dimulai di Makassar mulai Oktober 2024 hingga September 2027.

"USAID senang bermitra dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi dan pemerintah kota Makassar untuk meningkatkan ketahanan kota Makassar," tambah Dusza.

Sebagai wilayah metropolitan terbesar di Indonesia bagian timur, Makassar sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Proyek ARC akan memanfaatkan pembelajaran dan praktik terbaik dari inisiatif Building Healthy Cities (BHC), yang dilaksanakan IOM bersama  di kota yang sama beberapa tahun lalu, khususnya dalam penggunaan pemikiran sistem untuk mendukung adaptasi iklim.

Dalam pernyataannya, IOM mengatakan proyek ARC memiliki tiga tujuan utama. Pertama, meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan layanan yang tangguh. Kedua, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, meningkatkan kapasitas untuk mengatasi tantangan iklim dan lingkungan.

Selain itu, ARC akan memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia di lingkungan pemerintah kota, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

“Dengan diluncurkannya program ARC, Makassar diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan Asia dalam mewujudkan ketahanan berkelanjutan," kata Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar Nur Kamarul Zaman.

Ia menambahkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta akan terus didorong untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga, tambah Nur, setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak positif yang berarti bagi peningkatan kualitas hidup dan pelestarian lingkungan. 

Peluncuran program ini dilanjutkan dengan lokakarya multisektoral yang mempertemukan para profesional yang terlibat dalam proyek BHC sebelumnya, serta mereka yang berkecimpung di bidang ketahanan perkotaan, adaptasi iklim, dan bidang terkait. 

Lokakarya ini difokuskan untuk mengidentifikasi tantangan utama di Makassar, menyusun rencana aksi, dan menjajaki strategi ketahanan sistemik.

“IOM menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kota Makassar dan pemangku kepentingan lainnya terhadap inisiatif ARC dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam membangun ketahanan perkotaan. Kami berharap ARC akan memberikan dampak positif bagi ketahanan kota dan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain,” kata Kepala Misi IOM Indonesia Jeffrey Labovitz.

Proyek tiga tahun ini akan bekerja sama dengan pemerintah kota Makassar dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan di tingkat masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement