Selasa 03 Dec 2024 14:41 WIB

Maskapai Lambat Beralih ke Bahan Bakar Berkelanjutan

Maskapai perlu meningkatkan penggunaan SAF untuk mengurangi emisi.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Ilustrasi penerbangan.
Ilustrasi penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Lembaga advokasi Transport and Environment yang berbasis di Brussels mengatakan sebagian besar maskapai di seluruh dunia tidak cukup cepat dalam mengadopsi penggunaan bahan bakar avtur rendah emisi (SAF). Transport and Environment juga menemukan investasi perusahaan minyak pada transisi energi bahan bakar fosil ke SAF juga masih terlalu sedikit.

Pernyataan ini disampaikan saat sektor penerbangan menyerukan lebih banyak SAF yang diproduksi. SAF dapat diproduksi dengan sejumlah bahan seperti palet kayu dan minyak sayur bekas.

"Sayangnya, pada saat ini maskapai-maskapai belum dalam lintasan untuk memangkas emisi dalam jumlah yang berarti karena mereka tidak cukup banyak membeli bahan bakar pesawat berkelanjutan," kata Manajer Kebijakan Penerbangan Transport and Environment Francesco Catte, Rabu (3/12/2024).

Saat ini SAF hanya 1 persen dari penggunaan bahan bakar pesawat di seluruh dunia. Maskapai perlu meningkatkan penggunaan SAF untuk memenuhi target pemangkasan emisi. Harga bahan bakar ini dapat dua sampai lima kali lebih mahal dari bahan bakar avtur biasa.

Penelitian menemukan lemahnya investasi dari perusahaan-perusahan minyak yang memiliki modal untuk membangun pabrik-pabrik SAF, menghalangi pertumbuhan pasar.

Dalam laporannya Transport and Environment mengatakan Air France-KLM, United Airlines dan Norwegian sebagai beberapa maskapai penerbangan yang telah mengambil langkah nyata untuk membeli bahan bakar jet yang berkelanjutan, terutama versi sintetis yang lebih bersih.

Akan tetapi, 87 persen maskapai di seluruh dunia gagal melakukan upaya yang berarti. Transport and Environment menambahkan maskapai-maskapai yang mencoba meningkatkan SAF untuk pesawat-pesawat mereka tetap akan gagal memenuhi target pengurangan emisi bila tidak ada investasi untuk memproduksi bahan bakar berkelanjutan tersebut.

Transport and Environment mengatakan maskapai penerbangan seperti ITA Airways dari Italia dan TAP dari Portugal hanya melakukan sedikit hal untuk mengamankan SAF di tahun-tahun mendatang.

Juru bicara TAP mengatakan mereka merupakan maskapai pertama di Portugal yang terbang dengan SAF pada Juli 2022. “Dan berkomitmen untuk terbang dengan 10 persen SAF pada tahun 2030," kata juru bicara itu.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement