REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Badan Penelitian Pertanian Irlandia, Teagasc mengungkapkan akan sangat sulit bagi sektor pertanian Irlandia untuk mencapai target pemangkasan emisi gas rumah kaca sebanyak 25 persen pada 2030. Penelitian itu menemukan sangat penting untuk menerapkan Teagasc Marginal Abatement Cost Curve (MACC) untuk bisa mencapai target itu.
Penelitian ini bagian dari analisa anggaran karbon yang digelar Kelompok Kerja Anggaran Karbon (CBWG) dari Dewan Penasihat Perubahan Iklim Irlandia (CCAC) pada 2023 dan 2024. CBWG bertanggung jawab menyediakan bukti ilmiah termasuk modeling dan analisa pada CCAC untuk mengembangkan program pemangkasan karbon.
MACC merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan potensi pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor pertanian. Teagasc mengembangkan MACC untuk membantu pemangku kepentingan memahami berbagai opsi mitigasi emisi dan biaya yang terkait dengan masing-masing opsi tersebut.
CBWG menugaskan Teagasc untuk mengembangkan sejumlah model skenario untuk tahun 2050. Termasuk bila tidak ada tindakan apa pun serta skenario dengan tingkat aktivitas perternakan rendah dan tinggi. Teagasc menerapkan dua langkah yang direkomendasikan di setiap skenario.
Teagasc memproyeksikan tingkat emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian di bawah ketiga skenario ini tanpa adanya langkah-langkah untuk mengurangi emisi. Kemudian menggunakan MACC untuk mengetahui berapa jumlah sektor emisi pertanian yang bisa dimitigasi dengan langkah-langkah teknis.
Dikutip dari Agriland, Kamis (26/12/2024), Teagasc mencatat terdapat tiga jenis emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian yaitu metana, nitrogen oksida, dan karbon dioksida (CO2); yang secara kolektif disebut ekuivalen karbon dioksida.
Penelitian menemukan bahwa potensi mitigasi emisi gas rumah kaca dari pertanian bervariasi antara 15 hingga 48 persen pada tahun 2050, tergantung pada skenario yang dieksplorasi. Pengurangan emisi metana berkisar antara 7 hingga 42 persen, sedangkan pengurangan nitrogen oksida berkisar antara 49 hingga 77 persen.
Skenario dengan aktivitas pertanian yang lebih rendah menunjukkan pengurangan emisi terbesar, tetapi didasarkan pada asumsi prospek ekonomi yang kurang menguntungkan untuk produksi susu dan daging sapi, yang mengarah pada proyeksi jumlah hewan yang lebih rendah.
Penelitian ini menekankan perlunya insentif dan kebijakan untuk mendukung implementasi MACC hingga tahun 2030 dan seterusnya. Ada juga kebutuhan untuk investasi lebih lanjut dalam penelitian untuk mengembangkan dan menguji teknologi yang dapat mengurangi emisi serta menyediakan opsi diversifikasi yang layak bagi petani.
“Masih ada kebutuhan mendesak akan insentif dan kebijakan untuk mendukung implementasi MACC hingga tahun 2030 dan seterusnya. Diperlukan Investasi lebih lanjut dalam penelitian untuk mengembangkan dan menguji teknologi untuk mengurangi emisi dan memberikan opsi yang layak untuk diversifikasi pertanian,” kata Teagasc dalam penelitian tersebut.