Senin 30 Dec 2024 19:06 WIB

Hutan Mikro Punya Banyak Manfaat bagi Wilayah Perkotaan

Hutan mikro dapat membantu memulihkan kualitas tanah, air, dan udara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah siswa menanam pohon di hutan kota Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (28/11/2024). Kegiatan aksi sosial peduli lingkungan dengan menanam pohon buah di lahan tanah gambut yang diinisiasi oleh PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat tersebut dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia serta sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.
Foto: ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Sejumlah siswa menanam pohon di hutan kota Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (28/11/2024). Kegiatan aksi sosial peduli lingkungan dengan menanam pohon buah di lahan tanah gambut yang diinisiasi oleh PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat tersebut dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia serta sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dalam Laporan Kehutanan Dunia pada 2020, PBB mengungkapkan sejak 1990 sudah 420 juta hektare hutan di seluruh dunia yang hilang. Diperkirakan lebih dari 85 persen populasi dunia tinggal di perkotaan.

Fakta ini menunjukkan pentingnya hutan mikro di perkotaan yang bukan hanya sebagai upaya mengatasi deforestasi, tapi juga memberikan banyak manfaat. Menurut lembaga lingkungan Woodland Trust, di daerah perkotaan yang berpolusi, hutan mikro dapat membantu memulihkan kualitas tanah, air, dan udara.

Ukurannya yang kecil memungkinkan penanaman di ruang kota yang relatif terbatas, seringkali memanfaatkan ruang yang tidak terpakai seperti taman bermain di sekolah, pemakaman, dan di dekat stasiun metro. Hutan mikro di tengah kota juga dapat membantu mengurangi dampak hujan lebat, dan menjaga kota tetap sejuk.

Hutan mikro di kota pertama kali digagas pakar botani dan ekologi asal Jepang, Profesor Akira Miyawaki pada tahun 1970-an.

Hutan kecil organik ini dapat dibuat di lahan seluas sembilan meter persegi, dan hanya menggunakan spesies asli yang tumbuh alami di area penanaman. Hutan-hutan ini tumbuh hingga 10 kali lebih cepat daripada hutan monokultur, hanya dalam waktu dua hingga tiga dekade.

Sejak digagas Miyawaki, kini sudah ada 280 hutan mikro. Earthwatch Europe telah menanam 285 hutan kecil sejak tahun 2022.

Plot mereka, yang terdiri atas 600 pohon, dapat menarik lebih dari 500 spesies hewan dan tumbuhan dalam tiga tahun pertama. Lokasinya meliputi lapangan olahraga dan taman di Haringey, London Utara.

Sementara itu, 'SUGi', sebuah program penanaman pohon yang bertujuan untuk memulihkan keanekaragaman hayati dan memperkenalkan kembali spesies asli, telah menciptakan 230 'hutan saku' di 52 kota di seluruh dunia, mulai dari Toulouse, Prancis, hingga Saint George di Rumania dan Madrid, Spanyol.

“Hutan-hutan kecil kami menawarkan banyak sekali manfaat,” kata Pendiri dan CEO SUGi Elise Van Middelem seperti dikutip dari Euronews, Senin (30/12/2024).

Hutan mikro dapat menciptakan lebih banyak habitat bagi satwa liar di kota, seperti burung atau landak. Ketika ditanam di lapisan yang berbeda, hutan mikro juga dapat mengembangkan komunitas tanaman yang terdiri dari semak-semak kecil dan tanaman obat, yang memungkinkan hutan itu mandiri setelah tiga sampai lima tahun.

“Mungkin yang paling penting, hutan-hutan mikro dapat mendukung kesejahteraan masyarakat secara positif. Dari perspektif psikologis, berinteraksi dengan alam dapat mengurangi stres fisik dan dapat memperbaiki gejala-gejala gangguan kesehatan mental, termasuk kecemasan atau depresi," kata Van Middelem.

Ia menambahkan hutan-hutan mikro di tengah kota juga menjadi magnet bagi koneksi antar warga. Mereka dapat beristirahat di siang hari atau mengunjunginya untuk membaca buku.

"Di lain waktu, hutan menjadi tempat menari, belajar, berdiskusi, dan bersantai. Hutan-hutan tersebut dapat bertahan dalam waktu 2-3 tahun dari sudut pandang ekologi, tetapi pada tingkat yang lebih dalam, anggota masyarakat menjadi penjaga tanah itu sendiri," tambahnya.

Van Middelem menambahkan hutan saku juga memberikan dampak positif bagi anak-anak dan remaja. Sebanyak 140 hutan saku SuGi ditanam di sekolah-sekolah bersama dengan hampir 80.000 anak.

Ia mengatakan menanam hutan saku memberikan kesempatan unik bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan alam dan melihat tindakan mereka dapat memberikan dampak lingkungan yang nyata.

"Melibatkan generasi penerus dengan alam sangatlah penting, karena agar kita mau melindungi dan merawat alam, kita perlu merasakan hubungan dengan alam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement