Selasa 31 Dec 2024 03:22 WIB

Implementasi Prinsip ESG Wujud Komitmen Keberlanjutan Jasa Raharja

Peran kepatuhan dalam implementasi ESG menjadi kunci.

ESG (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
ESG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) bukan sekadar formalitas, tetapi landasan penting untuk menjadi agen perubahan. Sebagai bagian dari BUMN, Jasa Raharja diharapkan menjadi contoh bagaimana sebuah perusahaan dapat mendorong pembangunan berkelanjutan di tengah tuntutan publik yang semakin mendesak.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan, menyampaikan komitmen perseroan terhadap keberlanjutan lingkungan diwujudkan melalui berbagai program berbasis pelestarian. Program penanaman pohon, pengelolaan sampah di kawasan wisata alam, penggunaan kendaraan operasional berbahan bakar listrik hingga upaya pelestarian lingkungan lainnya.

Baca Juga

"Bukan hanya sekadar program rutin, melainkan mencerminkan keseriusan perusahaan dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang," ujar Harwan.

Tak berhenti di situ, Jasa Raharja juga menggelar Workshop Integrasi ESG dalam praktik TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan). Ini sebuah langkah penting yang memastikan bahwa setiap program yang dijalankan memiliki dampak nyata, sejalan dengan nilai-nilai inti perusahaan.

Dalam aspek sosial, lanjut Harwan, Jasa Raharja juga terus berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Dukungan kepada pelaku UMK, penyediaan saluran air bersih, sahabat disabilitas, hingga pemberian bantuan modal usaha bagi ahli waris korban kecelakaan lalu lintas, adalah contoh konkret dari inisiatif sosial yang telah dilakukan perseroan.

Di bidang keselamatan lalu lintas, inisiatif seperti pembuatan red spot di titik rawan laka, kegiatan Jasa Raharja Road Safety Innovation (JR-Rovation) menunjukkan kepedulian perusahaan untuk menciptakan budaya berlalu lintas yang lebih aman dan berkeselamatan. “Menariknya, pelaksanaan program ini bukan lagi sekadar aktivitas CSR yang bersifat filantropi, tetapi bagian dari pendekatan Creating Shared Value (CSV), yang memberikan social impact dan customized sesuai dengan tugas Utama perusahaan serta dapat terukur melalui Social Return on Invesment (SROI),” jelas Harwan.

Sebagai bagian dari transformasi tata kelola, Jasa Raharja telah mengintegrasikan pendekatan ESG ke dalam regulasi dan operasionalnya. Hal ini terlihat dari penerapan kebijakan seperti whistleblowing system, pengendalian gratifikasi, serta Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 yang tidak hanya memperkuat

akuntabilitas tetapi juga memastikan keberlanjutan program perlindungan dasar.

Struktur tata kelola yang adaptif dan berbasis teknologi juga memungkinkan perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengelola risiko dan menjaga tata kelola di Jasa Raharja tetap berada di jalur yang tepat untuk mendukung visi keberlanjutan jangka panjang.

Menurut Harwan, dinamika sosial-kemasyarakatan dan kompleksitas regulasi yang terus berkembang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk senantiasa memastikan pemenuhan kepatuhannya. “Peran kepatuhan dalam implementasi ESG menjadi kunci untuk memastikan Jasa Raharja menjalankan penugasannya. Kepatuhan tidak hanya berfungsi untuk memastikan pelaksanaan tugas sesuai dengan regulasi, tetapi juga memperkuat posisi Jasa Raharja sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan melalui penerapan prinsip ESG,” tambahnya.

Dengan mengintegrasikan aspek tata kelola yang baik, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap operasionalnya, Jasa Raharja dapat memberikan pelayanan yang optimal, sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan nasional. Sebagai Perusahaan yang melaksanakan amanat undang-undang, Jasa

Raharja berupaya menavigasi perubahan tersebut dengan tetap menjaga integritas tata kelola perusahaan, serta memastikan bahwa setiap kebijakan, program, dan operasionalnya selalu sejalan dengan tujuan pendiriannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement