Kamis 16 Jan 2025 21:34 WIB

Gempa Tibet Rusak Lima Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air

Sebanyak tiga bendungan telah dikosongkan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat mencari korban selamat setelah gempa bumi di Kecamatan Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, China barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.
Foto: Xinhua Via AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua ini, petugas penyelamat mencari korban selamat setelah gempa bumi di Kecamatan Changsuo, Dingri, Xigaze, Daerah Otonomi Tibet, China barat daya pada Selasa, 7 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TIBET -- Pejabat penanggulangan bencana Cina mengatakan pihak berwenang Cina di Tibet mendeteksi adanya masalah, termasuk keretakan, pada lima dari 14 bendungan pembangkit listrik tenaga air yang mereka periksa sejak gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter pekan lalu. Dalam konferensi pers, Kamis (16/1/2025), pejabat penanggulangan bencana Cina mengatakan dari lima bendungan yang terkena dampak, tiga bendungan telah dikosongkan.

Sekitar 1.500 orang dari enam desa di bagian hilir dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Pihak berwenang Cina juga memasang alat pemantau di bendungan lain yang sedang dikeringkan.

Gempa bumi yang menewaskan sedikitnya 126 orang dan melukai ratusan lainnya ini merupakan pengingat risiko pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang dilakukan Cina dan India di salah satu wilayah yang paling terpencil dan rawan gempa di dunia.

Gempa-gempa sebelumnya juga merusak bendungan, terutama yang memicu tanah longsor dan runtuhan batu. Gempa bumi besar di Nepal pada tahun 2015 menutup hampir seperlima pembangkit listrik tenaga air selama lebih dari satu tahun.

Gempa bumi pada 7 Januari di Tibet, yang merupakan gempa bumi paling mematikan kelima di Cina sejak gempa bumi Sichuan tahun 2008, menghancurkan lebih dari 3.600 rumah dan merusak bangunan-bangunan keagamaan, dan gempa bumi susulan dengan kekuatan hingga 5,0 SR masih terus mengguncang daerah tersebut.

Bagian barat daya Cina, Nepal dan India utara sering dilanda gempa bumi yang disebabkan tumbukan lempeng tektonik India dan Eurasia. Tingri, yang berada di atas zona di mana lempeng India mendorong ke bawah Tibet, sangat rentan gempa.

Sebelumnya dilaporkan gempa ini juga merusak dua biara Buddha. Sampai saat ini belum diketahui berapa biarawan dan biarawati yang terluka dalam bencana tersebut.

China Tibet Online melaporkan gempa 6,8 magnitudo mengubah atap dan dinding biara yang terletak sekitar 15 kilometer sebelah timur episentrum gempa di Kabupaten Tingri, menjadi puing-puing. Biara merupakan identitas kultural di Tibet.

Setiap keluarga mengirimkan setidaknya satu putra mereka ke biara untuk belajar. Sementara biarawan merupakan sumber berkah dan nasihat di masyarakat.

Pihak berwenang belum mengungkapkan berapa banyak biara yang rusak tapi sudah mengatakan 3.600 rumah rusak akibat gempa. Saat ini juga belum diketahui berapa jumlah biarawan dan biarawati dari 126 korban jiwa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement