Kamis 30 Jan 2025 12:00 WIB
100 Hari Pemerintahan Prabowo Gibran

Meniti Langkah Transisi Energi

Bauran EBT Indonesia baru mencapai 13,93 persen.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). PLTA Jatigede resmi beroperasi secara penuh yang dibangun oleh PT PLN (Persero) dengan kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) serta hadirnya PLTA ini meningkatkan bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 110 MW yang mampu mengaliri listrik ke 71.923 rumah.
Foto: Fajar Sitanggang
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). PLTA Jatigede resmi beroperasi secara penuh yang dibangun oleh PT PLN (Persero) dengan kapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) serta hadirnya PLTA ini meningkatkan bauran energi dari sumber energi baru terbarukan (EBT) sebesar 110 MW yang mampu mengaliri listrik ke 71.923 rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu bulan usai dilantik, Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di APEC CEO Summit dan KTT G20 di Brasil, berjanji Indonesia akan menegaskan kontribusi dan kepemimpinan dalam mengatasi perubahan iklim global dan transisi energi terbarukan. Indonesia bertekad menghentikan operasi PLTU batu bara dalam 15 tahun, mencapai 100 persen energi terbarukan dalam 10 tahun, dan mencapai swasembada listrik.

Komitmen itu kembali ditegaskan Prabowo saat meresmikan serangkaian proyek energi yang diklaim sebagai salah satu yang terbesar di dunia pada 20 Januari lalu. Prabowo mengumumkan peluncuran 26 proyek energi di 18 provinsi yang menghasilkan total 3,2 gigawatt energi. Proyek ini juga mencakup pembangunan 11 gardu dan jaringan lanjutan.

Dalam pidatonya di peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Prabowo mengatakan proyek ini bagian dari transformasi Indonesia menjadi negara modern dan maju. Prabowo menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada energi dalam waktu dekat.

Ia optimistis dalam lima tahun ke depan, Indonesia tidak akan lagi mengimpor bahan bakar minyak (BBM). "Kita harus swasembada energi dan sasaran kita akan 100 persen swasembada energi kita," tegasnya.

Untuk mencapai tujuan ambisius ini, Prabowo mengungkapkan Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp 48 triliun untuk memastikan seluruh dusun di Indonesia mendapatkan akses listrik. Namun, ia optimistis dengan penghematan yang dilakukan di berbagai bidang, target ini dapat tercapai dalam lima tahun.

Prabowo menekankan proyek ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam transformasi energi bersih. "Untuk itu, saya kira kita sekarang ini menjadi salah satu di dunia, negara yang mungkin termasuk paling maju di bidang transformasi energi, energi terbarukan, energi bersih yang mengurangi emisi karbon. Jadi banyak negara teriak-teriak, (kita) tidak usah teriak-teriak tetapi kita mewujudkan, kita mengarahkan," jelasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Untuk mencapai target-target yang disampaikan Prabowo, pemerintah gencar mempromosikan investasi asing. Pemerintah sebelumnya sudah mendorong hilirisasi terutama nikel yang digunakan sebagai baterai kendaraan listrik yang membantu menekan emisi terutama dari sektor transportasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement