Senin 17 Feb 2025 18:00 WIB

Pertamina Tekan Emisi Karbon dengan Optimalkan EBT

Pertamina mengembangkan BBM ramah lingkungan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, terus melaju menyelesaikan Green Refinery Cilacap sebuah Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target kapasitas produk Biofuel hingga 6.000 barrel.
Foto: Dok Republika
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, terus melaju menyelesaikan Green Refinery Cilacap sebuah Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target kapasitas produk Biofuel hingga 6.000 barrel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyiapkan berbagai upaya guna mendukung komitmen pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat. Salah satu upaya itu dilakukan dengan terus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) serta BBM yang lebih ramah lingkungan.

Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, menjelaskan bahwa Pertamina telah menyiapkan masa depan bagi sektor energi di Indonesia, mulai dari strategi menekan angka emisi, hingga memastikan keamanan dan ketahanan energi di Tanah Air. Namun ini perlu dukungan kebijakan dan insentif untuk dapat menciptakan ekosistem biofuel yang berkelanjutan dan terjangkau masyarakat.

Baca Juga

Ia memastikan perusahaan selalu melakukan yang terbaik agar harga energi tetap terjangkau masyarakat. Sementara dari sisi produk, Oki menjelaskan bahwa Pertamina mengembangkan bioenergi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

“Setidaknya tiga produk yang dikembangkan Pertamina. Pertama, bioetanol yang dicampurkan dengan bensin.  Kami juga punya HVO atau renewable diesel yang menjadi campuran untuk diesel. Ketiga, Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bisnis aviasi,” kata dia, dalam keterangan resmi Pertamina, dikutip pada Senin (17/2/2025).

Sejalan dengan itu, Pertamina juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di tanah air, termasuk juga dalam mendaur ulang baterai kendaraan listrik. Oki mengatakan, perusahaan telah menyiapkan ekosistem energi masa depan lainnya seperti hidrogen.

“Untuk hidrogen ini kami ada beberapa aktivitas terutama di sektor produksinya. Kami berusaha untuk memproduksi hidrogen hijau di Ulubelu dengan kapasitas 100 kilogram per hari, dan kita menyiapkan proyek untuk SPBU hidrogen. Namanya Hydrogen Refueling Station,” tuturnya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengapresiasi langkah Pertamina terus mengembangkan BBM yang lebih ramah lingkungan, baik dari sisi pengembangan SAF maupun implementasi program pemerintah seperti B40.

“Di sektor penerbangan Pertamina sudah ada biofuel yang disebut SAF. Selain itu program B40 sudah berjalan dengan baik dan sudah tersalurkan sekitar 12 juta kilo liter. Kami sangat mengapresiasi implementasi biofuel yang telah dilakukan Pertamina,” kata Eniya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement