REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) kembali meraih penghargaan PROPER Emas dan Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas komitmennya dalam industri ramah lingkungan dan keberlanjutan. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Menurut Hanif, PROPER berperan sebagai instrumen utama dalam pengendalian dampak lingkungan industri selama lebih dari dua dekade. “Kriteria penilaiannya terus berkembang dengan pendekatan yang semakin inovatif dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa PROPER secara langsung mendorong perusahaan agar selalu taat terhadap peraturan perundangan, menerapkan Life Cycle Assessment (LCA), menciptakan inovasi sosial, mengevaluasi dampak sosial melalui Social Return on Investment (SROI), serta mengimplementasikan Green Leadership. Pada tahun 2024, sebanyak 1.762 eco-inovasi telah dihasilkan oleh berbagai perusahaan, meningkat 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 1.193 inovasi.
Dalam ajang Anugerah Lingkungan PROPER 2024, INALUM memperoleh dua penghargaan, yakni PROPER Emas untuk Smelter Kuala Tanjung dan PROPER Hijau untuk PLTA Paritohan.
Direktur Operasi INALUM, Ivan Ermisyam, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh Insan INALUM baik yang bertugas di Smelter maupun PLTA.
“Ini adalah tahun ketiga berturut-turut INALUM menerima PROPER Emas dan Hijau. Penghargaan ini merupakan apresiasi tinggi bagi seluruh Insan INALUM, baik di Smelter Kuala Tanjung maupun PLTA Paritohan. Kami berharap program yang telah kami jalankan dapat terus memberikan manfaat bagi lingkungan, masyarakat, dan negara,” ujar Ivan.
Di Smelter Kuala Tanjung, INALUM melakukan berbagai inovasi dalam efisiensi energi proses peleburan, pengelolaan limbah B3, serta program efisiensi air. Di bidang lingkungan dan sosial, INALUM berkolaborasi dengan kelompok masyarakat dalam menciptakan Edu-Ekowisata Mangrove Pantai Sejarah. Kawasan ini sebelumnya dikenal dengan citra negatif, namun kini menjadi pusat edukasi terkait konservasi mangrove, burung migrasi, batik mangrove, silvofishery, dan agroforestry.
Sementara itu, di PLTA Paritohan, berbagai inovasi unggulan juga berhasil memperkuat komitmen perusahaan dalam aspek keberlanjutan dan ekonomi sirkular. Salah satu program unggulan adalah EcoCultural Tourism melalui Desa Meat, Kabupaten Toba, sebagai desa wisata binaan. Program ini mengusung konsep Zero Waste, Zero Carbon School, dan Resource Center Ecotourism yang mendorong sinergi antara perusahaan dan masyarakat dalam pengelolaan limbah non-B3.
Dalam kategori Eco Inovasi, INALUM menerapkan teknologi Static VAR Compensator (SVC) untuk optimalisasi Head Oil Pump yang meningkatkan efisiensi energi di PLTA Paritohan. Program ini berhasil menurunkan konsumsi energi sebesar 321.842 MWh per tahun dan mengurangi emisi karbon sebesar 349.532 ton CO₂, dengan investasi sebesar Rp67 juta. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip LCA dan ekonomi sirkular yang berfokus pada efisiensi energi dan material.