Senin 03 Mar 2025 20:50 WIB

Green Energy Investment Day, Kadin Perkuat Ekosistem Investasi Energi Hijau

Acara ini akan menjadi ajang bagi para pemangku kepentingan.

Green Energy Summit atau Green Energy Investment Day.
Foto: Dok. GED
Green Energy Summit atau Green Energy Investment Day.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersiap menggelar serangkaian roadshow atau kegiatan lanjutan yang bertujuan memperkuat ekosistem investasi energi hijau di Indonesia.

Ketua Harian Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin Anthony Utomo mengatakan, puncak dari rangkaian acara roadshow tersebut adalah pelaksanaan Green Energy Summit atau Green Energy Investment Day. Acara bersama Katadata Green ini akan menjadi ajang bagi para pemangku kepentingan untuk mengumumkan proyek-proyek energi hijau yang memiliki dampak nyata bagi perekonomian Indonesia.

“Gong-nya adalah Green Energy Investment Summit yang merupakan hajatan kemitraan. Kemudian ada peluncuran proyek-proyek yang benar-benar real dampaknya ke ekonomi Indonesia. Kira-kira rencana kerja yang bisa kita lakukan itu,” tutur Anthony dikutip pada Senin (3/3/2025).

Sebelumnya, hal yang sama disampaikan Wakil Ketua Umum bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Aryo Djojohadikusumo dalam Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 bersama Katadata Green yang digelar di Hotel St.Regis Jakarta pada 27 Februari 2025.

“Di acara nanti (Green Energy Investment Day), kami tidak lagi dialog tetapi sudah ada hasil dari kerja nyata, misalnya kesepakatan di bidang bisnis untuk mewujudkan transisi energi yang berkeadilan,” tegas Aryo.

Anthony mengungkapkan, ada tiga aspek utama yang menjadi fokus dalam roadshow menjelang Green Energy Investment Summit, yaitu upaya untuk meningkatkan permintaan energi hijau; kolaborasi teknologi dan rantai pasok; serta upaya untuk mengundang lebih banyak pengembang di sektor energi hijau untuk masuk ke Indonesia.

“Bicara energi hijau kalau tidak ada yang pakai untuk apa? Jadi harus ada demand-nya seperti data center dan pabrik penghasil green product yang nantinya bisa menyerap pembangkit-pembangkit baru yang akan dibangun,” ujar Anthony.

Kedua, ia melanjutkan, adanya teknologi dan rantai pasok yang nantinya bisa berinvestasi dan bermitra dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia.

“Ketiga, mendorong lebih banyak pengembang untuk ke Indonesia supaya bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan sumber pembiayaan yang lebih terjangkau,” kata Anthony.

Dalam upaya mencari mitra teknologi terbaik, Kadin mengakui bahwa beberapa negara memiliki keunggulan spesifik dalam industri energi terbarukan.

“Misalnya Denmark dan Jerman itu kuat di industri Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), kemudian kalau China itu mendominasi di industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” terang Anthony.

Meski China masih menjadi pemain dominan, Kadin berupaya mengembangkan kemitraan dengan lebih banyak negara agar tidak terlalu bergantung pada satu pihak. Diversifikasi ini juga penting untuk memastikan proses transfer teknologi berjalan optimal dan selaras dengan kepentingan strategis Indonesia di kancah global.

“Makanya kita juga coba agar punya mitra-mitra penyedia teknologi dari negara lain supaya ketergantungan kita dan transfer of technology ini bisa berjalan dengan baik tanpa harus meninggalkan kepentingan hubungan di tataran global,” lanjut Anthony.

Sebelumnya, rangkaian agenda strategis transisi energi Kadin ini diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Pertahanan (UNHAN).

Kerja sama ini menitikberatkan pada penguatan aspek ketahanan energi nasional serta pembangunan kapasitas sumber daya manusia di bidang energi hijau. Dengan dukungan akademisi dan penelitian strategis dari UNHAN, Kadin berharap dapat memperkuat landasan kebijakan dan implementasi transisi energi yang berkelanjutan.

Melalui kolaborasi dengan UNHAN dan mitra teknologi global, Kadin optimis bahwa Indonesia dapat mencapai ekosistem energi hijau yang lebih kuat dan berkelanjutan. Agenda tahun 2025 ini menjadi langkah penting dalam upaya menciptakan masa depan energi yang lebih bersih dan inklusif bagi Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement