REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat pecahnya rekor suhu bumi tahun 2024 yang diakibatkan gas rumah kaca turut mempercepat pencairan gletser dan lapisan es. Hal ini menyebabkan kenaikan permukaan air laut dan membawa bumi ke ambang batas pemanasan global.
Dalam laporan iklim tahunannya, WMO mengatakan, tahun lalu rata-rata suhu bumi 1,55 derajat Celsius lebih tinggi dari masa pra-industri. Melampaui rekor sebelumnya tahun 2023 yang di atas 0,1 derajat Celsius.
Di Perjanjian Paris 2015, negara-negara sepakat membatasi suhu bumi tidak melewati batas 1,5 derajat Celsius di atas rata-rata tahun 1850 sampai 1900. WMO mengatakan prakiraan awal menunjukkan rata-rata jangka panjang suhu bumi naik 1,34-1,42 derajat Celsius dari masa pra-industri, tapi belum melewati batas Perjanjian Paris.
"Satu hal yang perlu ditegaskan satu tahun di atas 1,5 derajat Celsius tidak berarti tingkat yang disebutkan di Perjanjian Paris resmi terlampaui," kata koordinator sains dan ketua penulis laporan iklim tahunan WMO John Kennedy, Selasa (18/3/2025).
Namun, tambah Kennedy, ketidakpastian data tidak bisa dikesampingkan. Dalam laporannya, WMO mengatakan faktor-faktor lain juga menaikkan suhu bumi tahun lalu. Faktor itu seperti siklus matahari, erupsi gunung berapi dan turunnya tingkat partikel-partikel kecil yang tersuspensi di atmosfer dan memiliki efek mendinginkan permukaan bumi atau cooling aerosol.
Tahun lalu, walaupun suhu di sebagian kawasan turun, tapi cuaca ekstrem menimbulkan kerusakan yang begitu besar di sebagian besar wilayah lainnya. Ini mengakibatkan kekeringan yang mengancam ketahanan pangan, banjir, dan kebakaran hutan yang memaksa 800 ribu orang mengungsi.
WMO mencatat suhu air laut tahun lalu juga memecahkan rekor dan kecepatan pemanasannya melaju pesat. Kenaikan konsentrasi karbon dioksida juga meningkatkan tingkat keasaman air laut.
Data WMO menunjukkan gletser dan lapisan es terus mencair dengan cepat, Menaikan permukaan air laut ke titik menaikkan. WMO mencatat dari tahun 2015 sampai 2024 tinggi permukaan laut rata-rata naik 4,7 milimeter per tahun, jauh lebih tinggi dari rata-rata tahun 1993 sampai 2002 yang hanya 2,1 millimeter.
Kennedy juga memperingatkan dampak jangka-panjang pencairan lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan. "Perubahan di wilayah-wilayah ini berpotensi berdampak pada seluruh sirkulasi lautan, yang berdampak pada iklim di seluruh dunia, apa yang terjadi di kutub tidak berarti hanya terjadi di sana," katanya.