Kamis 20 Mar 2025 14:30 WIB

Minta Maaf Kepada Warga Terdampak Bau RDF Rorotan, Gubernur DKI: Kami Tanggung Jawab

Ia mengakui uji coba RDF Rorotan belum optimal.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau fasilitas pengolahan sampah Refused Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025).
Foto: Dok. Pemprov Jakarta.
Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau fasilitas pengolahan sampah Refused Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jakarta Pramono Anung menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang terdampak bau tak sedap dari uji coba fasilitas pengelolaan sampah Refused Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, selama beberapa waktu terakhir. Ia mengakui uji coba RDF Rorotan belum optimal, sehingga berdampak buruk terhadap warga sekitar.

Pramono mengakui, terdapat sejumlah laporan adanya warga yang terdampak polusi udara dari uji coba RDF Rorotan. Ia memastikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan bertanggung jawab atas kondisi warga yang terdampak uji coba RDF Rorotan. 

Baca Juga

"Yang terakhir saya putuskan, siapapun baik itu anak umur berapapun, termasuk dewasa dan sebagainya, yang sekarang ini terdampak karena kemarin, kesalahan kami dan saya sudah minta maaf untuk itu, maka pemerintah Jakarta bertanggung jawab untuk kesehatannya," kata dia saat meninjau RDF Rorotan, Kamis (20/3/2025). 

Ia mengaku sudah mencari tahu penyebab masih adanya bau yang keluar dari RDF Rorotan. Menurut dia, salah satu penyebab bau tak sedap keluar dari RDF Rorotan adalah karena sampah yang diolah merupakan sampah lama. Hal itu disebut menjadi penyebab utama bau tak sedap sampai berdampak ke permukiman warga.

Pramono menyatakan, sampah yang semestinya diolah di RDF Rorotan adalah sampah yang usianya tidak sampai lima hari. Namun, dalam kasus yang terjadi di RDF Rorotan, sampah yang diolah adalah sampah yang sudah lebih dari sebulan. 

"Sehingga inilah yang kemudian menimbulkan bakteri, bau, cerobong asap hitam, dan sebagainya," kata dia. 

Ia mengaku telah menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengevaluasi uji coba pengolahan sampah di RDF Rorotan. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mengatasi bau yang muncul menggunakan deodorizer. Selain itu, filter udara yang digunakan juga mesti ditambah. 

Pramono juga meminta DLH memasang stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) dengan radius 4-5 kilometer di sekitar RDF Rorotan. Hal itu dilakukan agar kualitas udara di sekitar wilayah itu dapat tetap terpantau. 

"Tentunya kita bisa membandingkan kualitas udara yang karena dampak dari RDF ini atau kualitas udara yang memang karena asap mobil, motor, dan sebagainya," kata dia.

Sebelumnya, Seorang ketua RT di Jakarta Garden City, Wahyu, mengatakan masalah yang dihadapi warga bukan hanya soal bau tak sedap. Lebih dari itu, menurut dia, saat ini banyak warga yang juga terserang ISPA.

"Jadi saya bukan cuma soal bau kalau sekarang. Kalau kemarin mungkin di awal-awal uji coba itu kita masih bicara soal dampak bau dan asap ya, tapi sekarang ini semenjak mereka uji coba terakhir, seminggu terakhir ini sudah gesernya itu ke arah ISPA ya," kata dia, Rabu (19/3/2025).

Ia menyatakan, sudah ada tujuh warganya yang terserang ISPA. Hal itu diklaim sudah dikonfirmasi langsung kepada dokter yang memeriksa warganya di puskesmas. 

Hingga akhirnya, Wahyu menerima surat dari anak berusia 5 tahun yang menjadi tidak doyan makan akibat bau sampah. Itu menunjukkan bahwa RDF Rorotan telah membawa dampah psikologis bagi warga, terutama anak-anak. 

"Itu kan dampak psikologisnya benar-benar bikin mental breakdown anak-anak ya," kata Wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement