Jumat 28 Mar 2025 07:00 WIB

Sekjen PBB Soroti Limbah Industri Fesyen

Pelaku usaha didorong mengadopsi prinsip sirkularitas.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Limbah tekstil (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Limbah tekstil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hari Tanpa Sampah Internasional tahun ini menyoroti industri fesyen dan tekstil yang kini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, produksi tekstil seringkali melibatkan ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Selain itu, industri ini menghabiskan sumber daya alam yang sangat besar, termasuk lahan dan air. Serta berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca yang memperburuk krisis iklim global. “Setiap detik, satu truk sampah penuh pakaian dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan akhir,” kata Guterres dalam pernyataannya pada Hari Tanpa Sampah Internasional, Kamis (27/3/2/2025).

Baca Juga

Guterres mengatakan dunia membutuhkan pendekatan yang berbeda, yang sejalan dengan komitmen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Meskipun tantangan besar masih ada, Guterres mencatat adanya tanda-tanda harapan. "Konsumen kini semakin menuntut keberlanjutan," katanya.

Ia mencatat munculnya berbagai inisiatif, seperti Fashion Industry Charter for Climate Action yang diprakarsai PBB dan Fashion Pact yang diluncurkan oleh Pemerintah Prancis, mulai mengumpulkan pelaku usaha, asosiasi industri, dan masyarakat sipil untuk mendorong keberlanjutan di seluruh sektor.

Dewan Penasihat PBB untuk Zero Waste juga berupaya menghimpun mitra dari berbagai sektor untuk mengakhiri limbah, termasuk dari tekstil, dan membantu pencapaian SDGs. Namun, Guterres mendorong lebih banyak tindakan untuk mewujudkan perubahan yang nyata.

Ia mengajak konsumen untuk membuat pilihan yang lebih berkelanjutan. Anak muda dan masyarakat sipil didorong lebih banyak terlibat dalam advokasi untuk keberlanjutan. Sedangkan pemerintah harus menerapkan regulasi yang mendukung keberlanjutan dan pekerjaan yang layak.

Guterres juga mendorong pelaku usaha mengadopsi prinsip sirkularitas, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi sumber daya di seluruh rantai pasok. “Pada peringatan Hari Tanpa Sampah Internasional ini, mari kita berkomitmen bersama agar selera fesyen kita juga bermakna baik bagi manusia dan planet ini,” kata Guterres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement