Kamis 10 Apr 2025 17:54 WIB

ASDP Tekan Emisi Karbon Lewat Mesin Pengumpul Plastik

Erick Thohir mendorong BUMN menjalankan transformasi energi dan mengurangi emisi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Keberadaan RVM milik ASDP membantu mengurangi emisi karbon.
Foto: ASDP
Keberadaan RVM milik ASDP membantu mengurangi emisi karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 10,2 ton melalui pengumpulan 1,9 ton sampah plastik menggunakan Reverse Vending Machine (RVM). Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menyampaikan, inisiatif ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ASDP yang dijalankan bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan.

Shelvy mengatakan RVM kini telah dipasang di berbagai titik strategis, termasuk di kantor pusat ASDP, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perhubungan. Shelvy menyampaikan keberadaan mesin ini menjadi simbol kuat kolaborasi pemerintah dan BUMN dalam mendorong budaya daur ulang yang berdampak langsung terhadap pengurangan emisi karbon.

"Permasalahan emisi karbon telah menjadi isu global yang mendesak. Melalui penerapan RVM di ruang-ruang publik, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah plastik yang bertanggung jawab dan berkontribusi pada perlindungan ekosistem laut," ujar Shelvy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Shelvy menyebut upaya ini juga selaras dengan komitmen Indonesia dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim dan SDG 14 tentang Ekosistem Laut. Shelvy mengatakan pemanfaatan RVM menjadi langkah konkret dalam mitigasi perubahan iklim sekaligus pelestarian kehidupan laut.

"ASDP berhasil mengumpulkan 1,7 ton sampah plastik atau sekitar 92.334 botol plastik, yang berhasil menyelamatkan 1.457 meter persegi ruang lingkungan dan menekan jejak karbon hingga 9,1 ton pada 2023 hingga 2024," ucap Shelvy. 

Shelvy mengatakan ASDP telah mengumpulkan 203 kg botol plastik atau setara 10.857 botol pada periode Januari hingga April 2025. Hal tersebut mengurangi emisi karbon sekitar 1 ton dan menyelamatkan 171 meter persegi lahan.

“Penerapan teknologi ramah lingkungan seperti RVM akan terus kami dorong dan evaluasi secara berkala. Harapannya, mesin ini bisa hadir di lebih banyak titik layanan publik dan pelabuhan, sehingga manfaatnya semakin luas bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Shelvy.

Direktur Utama ASDP Heru Widodo, menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya pengurangan emisi karbon melalui program berbasis teknologi ini. ASDP, lanjut Heru, berkomitmen mengambil peran aktif dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 

"Penerapan RVM adalah bentuk konkrit dari transformasi layanan yang tidak hanya berorientasi pada pelanggan, tetapi juga pada kelestarian lingkungan,” ujar Heru.

Heru menambahkan keberhasilan pengurangan 10,2 ton emisi karbon menunjukkan langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberi dampak besar. Heru ingin ASDP menjadi pelopor dalam mendorong gaya hidup berkelanjutan. 

"Hal ini sejalan dengan visi ASDP sebagai perusahaan transportasi terintegrasi yang berwawasan lingkungan,” kata Heru.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir turut menegaskan pentingnya kontribusi nyata dari seluruh BUMN terhadap agenda keberlanjutan nasional. Erick mengatakan Indonesia merupakan penjaga lautan dunia dengan lebih dari 70 persen wilayah berupa lautan dan merupakan rumah bagi sebagian besar terumbu karang, lamun, dan bakau global, yang dapat memulihkan setidaknya 17 persen karbon biru global.

"Saya berharap BUMN menjalankan transformasi energi dan mengurangi emisi karbon. Ini adalah tanggung jawab bersama demi keberlanjutan lingkungan hidup kita,” kata Erick.

Erick menyebut polusi plastik menjadi salah satu prioritas pemerintah lewat rencana aksi nasional penanganan sampah plastik di laut sejak 2019.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement