Jumat 16 May 2025 17:53 WIB

Kemenhut Libatkan Pers Sukseskan FOLU Net Sink 2030

Inisiatif FOLU Net Sink merupakan bagian dari NDC.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kemenhut menggelar pelatihan untuk jurnalis terkait FOLU Net Sink.
Foto: Lintar Satria/Republika
Kemenhut menggelar pelatihan untuk jurnalis terkait FOLU Net Sink.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kehutanan menekankan pentingnya peran jurnalis dalam mendukung agenda Forest and Other Land Use Net Sink (FOLU Net Sink) 2030. Program FOLU Net Sink merupakan salah satu strategi utama Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

“Jurnalis dapat menjadi mitra strategis dalam menyebarluaskan informasi yang konstruktif dan mendorong aksi nyata di tingkat akar rumput,” ujar Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kemenhut, Krisdianto, dalam lokakarya di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga

FOLU Net Sink 2030 menargetkan agar sektor kehutanan dan penggunaan lahan menjadi penyerap bersih karbon pada 2030. Namun, pemahaman publik terkait inisiatif ini dinilai masih terbatas.

Untuk itu, Kemenhut menyelenggarakan lokakarya bagi jurnalis dengan dukungan dari Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris (Defra) serta UNDP Indonesia. Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas jurnalis dalam meliput isu kehutanan dan perubahan iklim secara mendalam dan akurat.

“Komunikasi yang berkelanjutan dan efektif sangat penting agar publik memahami kontribusi Indonesia dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” kata Krisdianto.

Inisiatif FOLU Net Sink merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) di bawah Perjanjian Paris, yang diratifikasi melalui UU No. 16 Tahun 2016. Program ini mencakup pengurangan deforestasi, restorasi hutan dan lahan gambut, serta pengelolaan hutan berkelanjutan.

Meski demikian, implementasi FOLU Net Sink tidak lepas dari tantangan, seperti konflik tata guna lahan, keterbatasan kapasitas teknis di daerah, hingga kebutuhan pendanaan dan manajemen data yang lebih terintegrasi. Karena itu, kolaborasi multipihak, termasuk media, dinilai krusial.

Head of Nature, Climate and Energy Unit UNDP Indonesia Aretha Aprilia menegaskan pentingnya peran jurnalis dalam menyuarakan inisiatif perubahan iklim yang inklusif.

“Jurnalis memiliki peran krusial dalam mendorong aksi iklim melalui cerita-cerita yang bermakna, menyoroti inisiatif komunitas, mengangkat kearifan lokal, serta memastikan suara kelompok rentan turut terdengar,” kata Aretha.

Lokakarya ini juga menghadirkan diskusi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Tujuannya adalah memperkaya perspektif jurnalis agar mampu mengembangkan narasi yang seimbang dan berbasis bukti.

Dengan peningkatan kapasitas media, pemerintah berharap agenda FOLU Net Sink 2030 mendapat dukungan luas, baik di tingkat nasional maupun daerah, demi memperkuat kepemimpinan Indonesia dalam aksi iklim dan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement