Senin 02 Jun 2025 09:47 WIB

Banjir di Nigeria Tewaskan 151 Orang

Tim penyelamat masih menelusuri lumpur dan puing untuk mencari korban.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Dampak banjir di Mokwa, Nigeria, 31 Mei 2025.
Foto: Reuters
Dampak banjir di Mokwa, Nigeria, 31 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKWA — Cuaca ekstrem memicu bencana banjir di berbagai belahan dunia, mulai dari Afrika Barat hingga Asia Timur. Di Nigeria, banjir menewaskan sedikitnya 151 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi dari wilayah Negara Bagian Niger. Sementara di Provinsi Yunnan, Cina, banjir dan longsor merusak infrastruktur dan memutus akses ke sejumlah kawasan wisata.

Direktur Badan Penanggulangan Bencana Negara Bagian Niger, Ibrahim Audu Hussaini, mengatakan banjir berdampak pada sekitar 500 rumah dan menyebabkan lebih dari 3.000 orang dievakuasi. Banjir melanda pusat Kota Makwa sejak Rabu malam (28/5/2025) dan berlangsung hingga Kamis pagi (29/5/2025).

Hingga beberapa hari setelah kejadian, tim penyelamat masih menelusuri lumpur dan puing untuk mencari korban. Nigeria secara geografis rentan terhadap banjir selama musim hujan, yang biasanya dimulai pada bulan April.

Pada 2022, Nigeria mengalami banjir terburuk dalam lebih dari satu dekade, menewaskan lebih dari 600 orang dan menyebabkan 1,4 juta orang kehilangan tempat tinggal. Bencana tersebut juga merusak 440.000 hektare lahan pertanian.

Sementara itu di Cina, banjir melanda Kabupaten Gongshan di Provinsi Yunnan. Meski belum ada laporan korban jiwa, sekitar 4.800 warga terdampak, dan sepertiga dari mereka perlu direlokasi.

Menurut laporan kantor berita Xinhua pada Sabtu (31/5/2025), lebih dari 600 wisatawan sempat terjebak di beberapa destinasi wisata di Yunnan. Sekitar 500 orang telah berhasil dievakuasi pada Ahad (1/6/2025).

Stasiun televisi CCTV melaporkan akses jalan menuju lokasi wisata pegunungan seperti Kota Bingzhongluo dan Desa Yubeng di wilayah tetangga, Deqin, tertutup akibat longsor dan banjir.

Sungai Dulong dilaporkan meluap ke tingkat yang belum pernah tercatat sebelumnya. Sebuah gedung empat lantai yang berada di tepi sungai ambruk. Dalam rekaman video yang disiarkan media pemerintah, bangunan yang sudah dievakuasi itu terlihat roboh ke arah belakang

Hujan lebat selama 12 jam juga menyebabkan gangguan pasokan listrik di sejumlah wilayah. Pemerintah setempat mengeluarkan peringatan tertinggi untuk hujan badai pada Jumat malam, namun menurunkannya ke tingkat sedang pada Sabtu pagi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement