Kamis 05 Jun 2025 12:05 WIB

Muhammadiyah Luncurkan Program Green Qurban

Green Qurban mendorong praktik kurban yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Petugas memasukkan daging kurban ke dalam besek bambu yang lebih ramah lingkungan di Kampung Salam Berqurban, Sekolah Alam Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/8/2020).
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Petugas memasukkan daging kurban ke dalam besek bambu yang lebih ramah lingkungan di Kampung Salam Berqurban, Sekolah Alam Bogor, Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Muhammadiyah meluncurkan program Green Qurban sebagai upaya menghadirkan praktik kurban yang lebih ramah lingkungan. Program ini digelar serentak di tujuh kota di Indonesia pada 7–8 Juni 2025.

Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah M. Azrul Tanjung menilai kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah. Padahal, Indonesia kini menghadapi ancaman nyata berupa deforestasi, krisis air, polusi udara, dan dampak perubahan iklim.

“Kenapa Green Qurban? Karena seperti yang diketahui pemotongan hewan kurban tidak ramah, kami sudah mulai melakukannya tidak hanya dalam bentuk sosialisasi, tetapi kita juga memperhatikan misalnya di beberapa tempat kami sudah siapkan di Jawa, di Sumatera, di Papua juga kami sudah melakukan bagaimana memotong hewan kurban secara ramah lingkungan,” kata Azrul, Rabu (4/6/2025).

Green Qurban akan mendorong praktik kurban yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Mulai dari pengurangan penggunaan kantong plastik dalam pembagian daging, penggunaan wadah ramah lingkungan seperti besek bambu atau daun jati, hingga pengelolaan limbah penyembelihan hewan agar tidak mencemari saluran air dan sungai.

Azrul menegaskan, Green Qurban bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari dakwah ekologi Muhammadiyah yang bertujuan membangun budaya kurban yang sadar lingkungan. “Kami ingin menghadirkan kurban yang tidak hanya menebar daging, tetapi juga menebar kesadaran ekologis,” ujarnya.

Program ini merupakan kolaborasi MLH PP Muhammadiyah dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan panitia kurban lokal di tujuh titik pelaksanaan, yaitu Medan (Sumatera Utara), Tangerang Selatan (Banten), Cilacap dan Pati (Jawa Tengah), Lamongan (Jawa Timur), Bima (NTB), dan Sorong (Papua Barat Daya).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement