Kamis 24 Jul 2025 12:54 WIB

Erick Thohir: Potensi Energi Hijau Jadi Masa Depan Generasi Muda

Erick menyebut potensi ini tidak dimiliki oleh banyak negara lain.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri).
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan Indonesia memiliki kekayaan potensi energi hijau yang luar biasa dan patut dimanfaatkan secara maksimal. Erick menyebut potensi ini tidak dimiliki oleh banyak negara lain dan merupakan anugerah besar dari Allah SWT yang harus dikelola secara berkelanjutan.

"Indonesia punya potensi geotermal, air, matahari, angin yang besar, dan ini semua adalah karunia Allah SWT yang tidak dimiliki banyak negara," ujar Erick dalam acara Green Impact Festival di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Baca Juga

Menurut mantan Presiden Inter Milan itu, dalam mendorong transisi energi, Indonesia tidak sedang berhadapan atau meniadakan kontribusi energi fosil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi. Namun, Erick menekankan pentingnya memanfaatkan momentum dan kekayaan sumber daya untuk membangun masa depan energi yang lebih berkelanjutan. 

"Kita tidak melawan yang namanya ekonomi yang dihasilkan oleh energi yang sebelumnya, tapi kita punya kesempatan untuk bertransformasi," sambung Erick. 

 

Erick juga menyampaikan peran generasi muda sangat penting dalam proses migrasi menuju masa depan energi hijau. Dia mengajak anak-anak muda ikut mengambil bagian dalam gerakan nasional membangun ketahanan energi yang bersumber dari energi terbarukan. 

 

"Hal-hal seperti ini yang coba kita migrasikan untuk anak muda kita ke depan karena kalian adalah masa depan Indonesia," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut. 

 

Sebagai bagian dari upaya nyata, Erick menjelaskan Kementerian BUMN telah mulai menerapkan efisiensi energi di lingkungan internal. Salah satu langkah kecil namun berdampak adalah penggunaan lampu LED dengan sensor gerak di kantor kementerian. 

 

"Kantor kita sudah ada LED dengan sensor gerak, dan kadang-kadang lampu mati saat rapat, tapi itu bagian dari efisiensi," lanjut Erick. 

 

Erick menilai kebijakan efisiensi tersebut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berhasil menurunkan konsumsi listrik secara signifikan. Erick juga melakukan audit energi dan menerapkan kebijakan internal pricing karbon untuk mengukur dampak aktivitas terhadap emisi. 

 

"Konsumsi listrik kantor kami turun 18 persen. Hal-hal ini kecil kebijakan tapi ini juga jadi movement yang kita harapkan," ungkap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu. 

 

Dalam skala yang lebih besar, Erick memaparkan pemerintah telah melakukan terobosan penting di sektor energi terbarukan melalui kerja sama dengan UEA. Salah satu proyek andalan adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung di Waduk Cirata yang menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. 

 

"Kita melakukan investasi besar untuk floating solar panel Cirata bersama Uni Emirat Arab dan ini adalah langkah strategis," ucap Erick. 

 

Erick menyebut tantangan dalam pengembangan energi surya sering kali berkaitan dengan keterbatasan lahan dan isu pembebasan lahan yang kompleks. Namun, menurutnya, Indonesia memiliki solusi alami karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan, termasuk danau-danau yang bisa dimanfaatkan untuk energi hijau. 

 

"Negara kita ini 70 persen laut, jadi kita bisa mengoptimalkan danau-danau untuk solar panel terapung," sambungnya. 

 

Erick juga mendorong PLN untuk melakukan pemetaan terhadap danau-danau di seluruh Indonesia agar bisa dimanfaatkan sebagai lokasi pembangkit listrik tenaga surya terapung. Erick meyakini jika terobosan ini diperluas ke seluruh wilayah, dampaknya akan sangat signifikan terhadap akses energi bersih di masyarakat. 

 

"Bayangkan kalau di seluruh danau Indonesia kita bisa lakukan terobosan ini. Jadi kebijakannya sudah ada, tinggal investasinya kita dorong," kata Erick. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement