Kamis 21 Aug 2025 14:17 WIB

Beri Dampak Berlipat, IMIP Ubah Lanskap Ekonomi Daerah

Kehadiran industri ekstraksi raksasa ini juga melahirkan peluang usaha baru.

Warga membuka bengkel motor di sekitar kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kamis (21/8/2025).
Foto: Rilis
Warga membuka bengkel motor di sekitar kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kamis (21/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI -- Kehadiran PT Indonesia Morowali Industrial Park

(IMIP) mengubah lanskap perekonomian daerah dan negara ini dengan positif. Dampak berlipat (multiplier effect) kehadiran kawasan industri terlihat dari

bergeraknya finansial yang tak hanya mengerek nilai ekspor nikel ke pasar dunia,

namun juga menghidupkan ribuan usaha rakyat, menyerap puluhan ribu tenaga

kerja, sekaligus mendongkrak pendapatan daerah.

Data Pemerintah Kabupaten Morowali merinci, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku sejak tahun 2020 hingga 2024 di daerah

ini, terus memperlihatkan kenaikan. Tahun 2020, PDRB per kapita tercatat

Rp388,80 juta dan pada 2024 sudah mencapai Rp1,3 miliar.

Kenaikan angka PDRB per kapita Morowali yang melambung signifikan ini

disebabkan beberapa faktor. Mulai dari nilai komoditas ekspor khususnya logam

dasar yang meningkat hingga pengaruh inflasi pada hampir seluruh lapangan usaha.

Media Relations Head PT IMIP , Dedy Kurniawan, menjelaskan, operasional penuh

kawasan industri ini baru pada tahun 2015, meskipun tahapan pembangunan sudah

dimulai sejak 2013. Kini, puluhan ribu pekerja lokal turut terlibat dalam rantai

produksi, mulai dari smelter hingga logistik.

“Sejak beroperasi, IMIP telah menjadi magnet investasi, khususnya di sektor

hilirisasi nikel dan energi pendukung. Pembangunan infrastruktur pendukung

seperti pelabuhan, jalan dan jaringan listrik yang kami lakukan juga turut membuka

akses ekonomi lebih luas termasuk kepada masyarakat,” kata Dedy Kurniawan,

Kamis (21/08/2025).

Proyeksinya, kehadiran industri ekstraksi raksasa ini juga melahirkan peluang usaha

baru, seperti katering, berbagai bisnis jasa seperti transportasi, laundry, barber

shop, hotel, serta perdagangan. Bahkan, sejumlah developer juga mulai tertarik

membangun perumahan, khususnya di Kecamatan Bahodopi. Semuanya menjadi

daya ungkit dalam menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar kawasan.

Dengan efek ganda yang ditimbulkan, IMIP kini bukan sekadar simbol hilirisasi

industri nikel Indonesia, tetapi juga tumpuan pertumbuhan ekonomi regional yang

terus terpacu dinamis. Konektivitas yang semakin baik juga membuat distribusi

barang lebih lancar, sekaligus memperkuat daya saing daerah dalam menarik

investor baru di sektor non-nikel.

“Dari sisi fiskal, kontribusi pajak, royalti dan retribusi dari aktivitas IMIP menjadi

sumber pendapatan signifikan bagi daerah maupun negara. Dana ini kemudian

menopang pembangunan fasilitas publik, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan,

hingga perbaikan sarana umum,” papar Dedy Kurniawan.

Untuk diketahui, data Departemen HR menghitung, jumlah terbaru karyawan PT

IMIP hingga awal Mei 2025 lalu sebanyak 85.423 orang. Angka itu menggambarkan

peningkatan signifikan setiap tahun, seiring perkembangan investasi di kawasan

tersebut.

sumber : Rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement