Rabu 03 Sep 2025 15:00 WIB

Pergantian Musim, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Monsun Australia yang lebih kuat memicu angin kencang dan gelombang tinggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah perahu nelayan berada di pinggiran pantai Ternate, Maluku Utara, Ahad (22/6/2025). Sejumlah nelayan kecil  di wilayah itu memilih tidak melaut akibat cuaca buruk setelah BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate kembali mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem disertai hujan lebat dan angin kencang untuk wilayah Provinsi Maluku Utara karena adanya peningkatan tinggi gelombang laut antara 0,25 meter hingga 2 meter yang dapat menyebabkan penurunan jarak pandang akibat cuaca buruk.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Sejumlah perahu nelayan berada di pinggiran pantai Ternate, Maluku Utara, Ahad (22/6/2025). Sejumlah nelayan kecil di wilayah itu memilih tidak melaut akibat cuaca buruk setelah BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate kembali mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem disertai hujan lebat dan angin kencang untuk wilayah Provinsi Maluku Utara karena adanya peningkatan tinggi gelombang laut antara 0,25 meter hingga 2 meter yang dapat menyebabkan penurunan jarak pandang akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem pada pergantian musim kemarau ke musim hujan. Monsun Australia yang lebih kuat dari biasanya memicu angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah selatan Indonesia, sementara fenomena atmosfer global meningkatkan curah hujan di sejumlah daerah.

Dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 2–8 September 2025, BMKG menyebut kombinasi faktor atmosfer global dan regional mendorong cuaca yang bervariasi.

Baca Juga

Dipole Mode Index (DMI) negatif menambah pasokan uap air ke barat Indonesia, ditambah gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ekuator yang mendukung terbentuknya awan hujan di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di wilayah yang sudah berstatus siaga,” tulis BMKG dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).

BMKG memprediksi wilayah selatan, termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara, masih akan didominasi cuaca cerah berawan dengan angin timuran kencang. Namun sebagian besar Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Untuk periode 2–4 September, peringatan dini hujan lebat dengan status “Siaga” berlaku di Sumatra Selatan, Bengkulu, Papua Barat, dan Papua Tengah.

Sementara untuk periode 5–8 September, status serupa diperkirakan bergeser ke Sumatra Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Angin kencang juga berpotensi melanda Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa, NTT, NTB, hingga Maluku.

BMKG mengingatkan masyarakat agar memastikan saluran drainase tidak tersumbat, memantau perkembangan informasi cuaca, serta menyesuaikan aktivitas luar ruang. Nelayan dan pengguna transportasi laut diminta berhati-hati terhadap gelombang tinggi yang dipicu angin kencang di sejumlah perairan selatan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement