Jumat 03 Oct 2025 20:01 WIB

MHU Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Lewat Pendidikan dan Rumah Cokelat

Pemberdayaan UMKM dan masyarakat sekitar tambang

MHU
Foto: MHU
MHU

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah tambang menjadi fokus utama PT Multi Harapan Utama (MHU), anak usaha MMS Group Indonesia (MMSGI). Melalui dua program unggulan, yakni Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C serta Rumah Cokelat Lung Anai, MHU mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

Program tersebut menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan tambang dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Berkat inisiatif ini, MHU meraih dua penghargaan emas dalam ajang Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2025.

Sejak 2019, MHU bersama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Puteri Karang Melenu Loa Kulu menjalankan program pendidikan kesetaraan bagi masyarakat yang tidak sempat menyelesaikan sekolah formal. Program ini memungkinkan peserta didik menempuh jenjang Paket A, B, dan C tanpa biaya, sekaligus mendapatkan pelatihan vokasi seperti operator alat berat dan tata boga.

Selain menanggung biaya pendidikan, MHU juga menyediakan fasilitas pembelajaran, termasuk 10 unit komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Hingga 2024, program ini meluluskan 869 peserta, terdiri dari 276 perempuan dan 593 laki-laki. Sebanyak 212 di antaranya kini bekerja di MHU.

Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap program ini mencapai skor 3,72 dari 4, sementara nilai Social Return on Investment (SROI) mencapai 3,59. Angka ini menggambarkan bahwa setiap rupiah investasi sosial yang dikeluarkan menghasilkan dampak sosial lebih dari tiga kali lipat bagi masyarakat.

Di sektor ekonomi, MHU berfokus pada pemberdayaan masyarakat Dayak Kenyah di Desa Lung Anai, Kutai Kartanegara. Melalui program Rumah Cokelat Lung Anai, perusahaan membantu kelompok tani mengembangkan potensi kakao lokal menjadi produk olahan bernilai tambah tinggi.

Program ini dijalankan bersama Kelompok Tani Lalut Isau, BUMDes Lung Anai, Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara, Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani, dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara. Kolaborasi lintas sektor ini melahirkan pusat pelatihan pengolahan kakao sekaligus destinasi agrowisata di wilayah pesisir Kalimantan Timur.

Sekitar 50 petani kini mengelola lahan seluas 100 hektare. Sebelum program dimulai, petani hanya menjual biji kakao mentah seharga Rp30 ribu per kilogram. Kini, dengan pengolahan menjadi cokelat batangan dan bubuk, pendapatan petani meningkat hingga empat kali lipat. Program ini juga memperkuat peran perempuan dalam rantai usaha cokelat, terutama di tahap pengolahan dan pemasaran.

Selain pendampingan, MHU turut menyediakan fasilitas pengolahan modern seperti mesin pengering dan rumah produksi berstandar BPOM. Pendekatan ekonomi sirkular ini memastikan setiap rantai nilai dikelola oleh masyarakat setempat, sehingga dampaknya lebih berkelanjutan.

Mining Support Division Head MHU, Wiwin S., mengatakan keberhasilan kedua program ini menunjukkan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam pemberdayaan masyarakat.

“Melalui pendidikan kesetaraan dan Rumah Cokelat Lung Anai, kami berupaya menghadirkan peluang ekonomi baru sekaligus membangun sumber daya manusia yang lebih unggul. Program ini bukan sekadar tanggung jawab sosial, tetapi bagian dari strategi untuk tumbuh bersama masyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (3/10/2025.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan MHU tidak hanya diukur dari capaian produksi tambang, tetapi juga dari kontribusinya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement