Kamis 09 Oct 2025 21:20 WIB

TAMENG, Living Lab Pertanian dari Malang yang Jadi Inspirasi Inovasi Desa

TAMENG kini menjadi wadah untuk berkolaborasi menghadirkan solusi pertanian.

Tawangargo Smart-Eco Farming Village atau dikenal dengan nama TAMENG berhasil menjadi solusi pertanian hortikultura dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Foto: Dok Republika
Tawangargo Smart-Eco Farming Village atau dikenal dengan nama TAMENG berhasil menjadi solusi pertanian hortikultura dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Tawangargo Smart-Eco Farming Village atau dikenal dengan nama TAMENG berhasil menjadi solusi pertanian hortikultura dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Program yang digagas oleh petani binaan Petrokimia Gresik di Kabupaten Malang ini terus berkembang dan kini bertransformasi menjadi Living Lab berbasis masyarakat. Inisiatif ini menjadi model kolaborasi inklusif dalam inovasi berkelanjutan, sekaligus yang pertama di Indonesia.

“Living Lab ini digerakkan langsung oleh masyarakat. Di sini kami sebagai petani bukan hanya menjadi objek, tetapi juga subjek yang melakukan penelitian dan uji coba nyata untuk pertanian berkelanjutan,” ujar Karmukit, salah satu local hero program TAMENG, di Malang, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga

Sebagai Living Lab, TAMENG kini menjadi wadah bagi petani, peneliti, mahasiswa, hingga komunitas untuk berkolaborasi menghadirkan solusi pertanian. Di lokasi ini, berbagai ide diuji, teknologi sederhana diterapkan, dan inovasi lahir dari kerja bersama untuk mendorong perubahan.

“Alhamdulillah, TAMENG kini berkembang menjadi research center berbasis komunitas. Dari yang awalnya hanya desa hortikultura biasa, kini pertanian dan peternakan di wilayah ini terintegrasi dengan wisata edukasi. TAMENG membuktikan bahwa desa bisa menjadi pusat inovasi. Masa depan pertanian Indonesia bisa dimulai dari desa,” ucap Karmukit.

Program TAMENG dimulai pada 2022 dengan melibatkan 35 petani dari kelompok Agronova Vision. Sejak awal, Petrokimia Gresik mendukung penerapan climate smart agriculture — teknik budidaya yang menjaga keberlanjutan hortikultura sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Kegiatan mencakup seluruh proses pertanian, mulai pembibitan, penanaman, hingga panen dan penjualan.

Kini, TAMENG telah bertransformasi menjadi pusat hortikultura modern dan ramah lingkungan. Energi listrik untuk alat pertanian seperti pompa air, drip irrigation, dan sprinkler menggunakan tenaga surya (solar cell). Selain itu, kawasan ini memiliki rumah pengolahan limbah yang dikelola langsung oleh para petani.

Limbah pertanian dan rumah tangga dipilah menjadi organik dan anorganik. Limbah organik, seperti sisa panen sayuran, diolah menjadi plant booster (POC), agens hayati, dan pakan ternak. Sementara sayuran yang masih layak konsumsi diolah menjadi berbagai produk oleh istri petani, seperti mi sayur, keripik sayur, dan dodol sayur. Produk-produk ini juga dijual di warung desa TAMENG.

“Limbah anorganik kami serahkan ke bank sampah untuk dijual kepada pengepul, sementara limbah B3 dipisahkan agar tidak berbahaya,” jelas Karmukit.

Untuk menambah pendapatan, kelompok juga mengembangkan usaha peternakan domba, budidaya ikan dan azolla, serta produksi pupuk kascing dari budidaya cacing tanah. Pupuk kascing dan cacingnya dimanfaatkan kembali untuk pakan ikan serta menyerap limbah pertanian.

Selain pertanian, TAMENG kini juga menjadi kawasan agrowisata. Wisatawan dapat menikmati pengalaman memetik sayuran dan buah segar langsung dari kebun, mengikuti pelatihan budidaya hortikultura, serta belajar tentang pengolahan hasil panen.

Program TAMENG telah terpilih oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI untuk masuk dalam program Closed Loop, yaitu kolaborasi multipihak antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Dalam program ini, TAMENG menggandeng BUMDes Sumber Rejeki sebagai kios pemasaran produk pertanian. Produk unggulan seperti plant booster dan agens hayati Agronova Vision kini dijual secara komersial melalui BUMDes tersebut.

“Living Lab ini menjadikan TAMENG sebagai ekosistem pertanian hortikultura dari hulu hingga hilir. Kami ingin petani mandiri dan berdaya saing, sekaligus berkontribusi terhadap terwujudnya swasembada pangan nasional,” tutup Karmukit.

Ia pun menyampaikan terima kasih atas pendampingan yang diberikan Petrokimia Gresik sejak awal program. “Berkat dukungan Petrokimia Gresik, TAMENG tidak hanya menjadi solusi bagi tantangan perubahan iklim, tapi juga berperan besar dalam kemajuan pertanian nasional,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement