Senin 27 Oct 2025 14:16 WIB

Kapasitas Energi Terbarukan Global Naik 15 Persen

Total kapasitas terpasang EBT di dunia mencapai 4.443 GW

Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera pada acara Singapore International Energy Week (SIEW)
Foto: Intan Pratiwi
Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera pada acara Singapore International Energy Week (SIEW)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- International Renewable Energy Agency (IRENA) mencatat total kapasitas energi terbarukan ecara global tumbuh 15 persen pada tahun 2025 ini dibandingkan tahun 2024. Kapasitas pembangkit EBT pada tahun 2025 ini mencapai 518 GW di seluruh dunia.

Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera menjelaskan secara total dunia, kapasitas EBT mencapai 4.443 GW. Capaian ini merupakan pertumbuhan paling signifikan selama tiga tahun berturut turut dalam sejarah transisi energi di dunia.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

“Data kami menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tetapi juga ketimpangan yang nyata. Dunia sedang bergerak, namun belum cukup cepat. Dengan laju saat ini, kita masih akan tertinggal hampir satu terawatt dari target energi terbarukan pada 2030,” kata La Camera dalam Singapore International Energy Week (SIEW), Senin (27/10/2025).

Menurut La Camera peningkatan kapasitas EBT justru dating dari negara dengan emerging economy. Pertumbuhan dari negara berkembang cukup signifikan dari berbagai program akselerasi. Contonya di Asia, khususnya ASEAN seperti Indonesia, Vietnam dan Thailand.

Negara berkembang seperti Afrika dan Amerika Latin masih mengalami perlambatan pertumbuhan energi terbarukan karena persoalan laju investasi yang sedikit dan ketersediaan infrastruktur.

“Kita tidak bisa menyebut transisi ini berhasil jika sebagian besar dunia masih tertinggal. Transisi energi harus adil, inklusif, dan memastikan tidak ada negara yang tertinggal,” tegas La Camera.

IRENA menekankan, untuk mencapai target 2030 sesuai Paris Agreement, dunia harus memasang 1.100 GW energi terbarukan setiap tahun hingga akhir dekade ini.

La Camera juga menekankan pentingnya kebijakan nasional yang konsisten, dukungan keuangan internasional, serta kemitraan teknologi lintas batas.

“Momentum tidak boleh disalahartikan sebagai kemenangan. Kita sudah bergerak, tapi belum di jalur yang benar. Dunia membutuhkan tindakan yang dua kali lebih cepat dan dua kali lebih berani,” kata La Camera.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement