Rabu 12 Nov 2025 17:39 WIB

DPR Ajak Korsel Kembangkan Ekonomi Hijau

DPR menyambut positif investasi hijau dari Korsel.

Pengunjung berada di salah satu stan pada Konvensi dan Pameran Panas Bumi Internasional Indonesia (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (18/9/2024). Kegiatan yang diikuti oleh berbagai perusahaan dalam dan luar negeri di sektor geothermal tersebut bertujuan untuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta menjalankan komitmen Indonesia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau dan transisi ke energi hijau.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung berada di salah satu stan pada Konvensi dan Pameran Panas Bumi Internasional Indonesia (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (18/9/2024). Kegiatan yang diikuti oleh berbagai perusahaan dalam dan luar negeri di sektor geothermal tersebut bertujuan untuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta menjalankan komitmen Indonesia dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau dan transisi ke energi hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong penguatan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan, terutama di bidang investasi hijau serta kolaborasi sosial-budaya yang berkelanjutan. Hal itu disampaikan Puan dalam pertemuan dengan Ketua Majelis Nasional Republik Korea Selatan (Korsel) Woo Won-shik di sela rangkaian 11th MIKTA Speakers’ Consultation di Seoul, Rabu (12/11/2025).

Puan menilai kerja sama kedua negara dalam energi baru dan kawasan industri hijau merupakan peluang strategis untuk menjadikan Indonesia dan Korsel sebagai penggerak ekonomi hijau di kawasan Asia. Ia mengapresiasi komitmen Korsel dalam mendorong ekonomi rendah karbon dan investasi berkelanjutan.

Baca Juga

“Saya mengapresiasi komitmen Republik Korea dalam transisi hijau, dan kami mendorong penguatan kolaborasi dan investasi di bidang energi terbarukan, khususnya tenaga surya, angin, dan hidrogen,” ujar Puan.

Ia juga menyambut positif investasi hijau dari Korsel, termasuk di sektor energi baru dan kawasan industri rendah karbon. Menurutnya, optimalisasi Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang telah berlaku sejak Januari 2023 perlu terus didorong agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.

“Semoga lebih banyak proyek dan proposal yang dapat direalisasikan bersama, agar manfaat IK-CEPA dapat dirasakan lebih luas,” kata Puan.

Selain investasi hijau, Puan menekankan pentingnya kerja sama sosial-budaya sebagai fondasi hubungan jangka panjang antara kedua negara. Ia menilai budaya menjadi jembatan yang mempererat hubungan antarmasyarakat serta menumbuhkan rasa saling pengertian, terutama di kalangan generasi muda.

“Kolaborasi budaya akan memperkaya saling pengertian sekaligus menumbuhkan kebanggaan bersama, terutama di kalangan generasi muda,” ujarnya.

Puan mendorong penguatan kerja sama di bidang pendidikan melalui pembentukan pusat Bahasa Indonesia di Korea dan pusat Bahasa Korea di Indonesia, serta pengembangan program language exchange untuk melahirkan duta budaya kedua bangsa.

Ia juga mendorong pengembangan jejaring start-up anak muda, program kepemimpinan (youth leadership program), serta kampanye pariwisata bersama yang didukung peningkatan konektivitas penerbangan langsung.

“Kami menghargai peran lembaga riset dan kebudayaan Korea yang telah bekerja sama dengan berbagai universitas dan institusi di Indonesia. Keberadaan Korean Foundation di Indonesia juga telah memperkuat kerja sama tersebut,” ujarnya.

Puan menegaskan, parlemen memiliki peran strategis sebagai penghubung suara rakyat sekaligus arsitek masa depan. “Karena itu, mari kita perkuat solidaritas, saling mendukung di berbagai forum internasional, dan merancang inisiatif nyata yang menjawab harapan masyarakat kedua negara,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement