REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menyepakati pengembangan ekosistem biomassa berbasis masyarakat melalui koperasi sebagai bagian dari percepatan transisi energi bersih. Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani kedua pihak menjadi langkah awal untuk memperkuat pasokan biomassa yang dibutuhkan pembangkit listrik sekaligus membuka peluang ekonomi di tingkat desa.
Deputi Bidang Pengawasan Koperasi Kementerian Koperasi Herbert H.O. Siagian mengatakan peran koperasi strategis dalam rantai pasok energi terbarukan karena dapat menjadi agregator bahan baku biomassa dari masyarakat. Ia menilai potensi koperasi desa maupun kelurahan dapat mendukung kestabilan pasokan biomassa yang selama ini menjadi kebutuhan utama PLN EPI.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekosistem energi terbarukan di Indonesia sebagai bagian transisi energi bersih,” ujar Herbert di Jakarta, Jumat (21/11/2025).
Menurutnya, keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih yang tersebar di berbagai wilayah menjadi peluang untuk membangun rantai pasok yang lebih merata hingga pelosok. Herbert menilai biomassa tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga dapat menjadi peluang ekonomi baru karena banyak komoditas yang berpotensi sebagai bahan baku justru belum dimanfaatkan optimal.
Herbert menyebut sinergi ini dapat mengubah limbah biomassa yang sebelumnya tidak bernilai menjadi sumber pendapatan. Kopdes/Kel Merah Putih, lanjut dia, dapat mendorong masyarakat mengumpulkan bahan baku hingga mencapai volume agregat sehingga tercipta lapangan kerja baru yang berkelanjutan.
“Dengan begitu, masyarakat tidak hanya berkontribusi pada energi bersih, tetapi juga memperoleh pendapatan tambahan,” katanya.
Ia menambahkan masih terdapat sekitar 5.000–6.000 desa yang belum teraliri listrik. Dengan memanfaatkan sumber biomassa lokal, perluasan layanan listrik dapat dilakukan tanpa bergantung pada pembangkit konvensional. Herbert berharap kerja sama ini dapat segera masuk tahap percontohan sebelum pergantian tahun dengan skema business to business (B2B) antara koperasi dan PLN EPI.
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN EPI Hokkop Situngkir menegaskan kesiapan PLN dalam mengembangkan rantai pasok biomassa. Ia mengatakan biomassa sangat dekat dengan aktivitas ekonomi masyarakat sehingga kolaborasi dengan Kemenkop merupakan langkah konkret untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku.
“Sinergi ini akan memperkuat dan mempercepat upaya pengembangan koperasi terutama dalam pemanfaatan potensi lahan dan waste management dalam rangka percepatan transisi energi,” ujar Hokkop.
Hokkop menjelaskan konsep waste management yang dimiliki PLN EPI siap mendukung suplai biomassa yang terstruktur dan berkelanjutan. Dengan pasokan yang stabil, ketergantungan pembangkit listrik pada energi fosil dapat dikurangi dan digantikan biomassa yang lebih ramah lingkungan. Saat ini PLN EPI telah bekerja sama dengan berbagai pihak, namun kebutuhan pasokan di masa depan memerlukan penguatan lebih lanjut.
Ia menegaskan peran koperasi idealnya mencakup registrasi, fungsi pengepul, pemasok hingga hub investasi biomassa agar kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat terpenuhi secara konsisten. “Kalau kita mampu mengoptimalkan koperasi maka akan tercapai kestabilan pasokan,” kata Hokkop.