Jumat 28 Nov 2025 13:19 WIB

PVMBG Pastikan Gempa Aceh Tak Diikuti Retakan Tanah atau Likuefaksi

Kajian menunjukkan guncangan berasal dari sesar naik terkait subduksi Indo-Australia.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang di Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh-Sinabang, Desa Gampong Teugoh, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Ahad (25/4/2021).  Warga yang berdomisili di Pulau terluar Seumeulu memilih mudik lebih awal karena khawatir akan ada aturan yang lebih ketat terkait pelarangan mudik lebaran tahun 2021.
Foto: ANTARASyifa Yulinnas
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang di Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh-Sinabang, Desa Gampong Teugoh, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Ahad (25/4/2021). Warga yang berdomisili di Pulau terluar Seumeulu memilih mudik lebih awal karena khawatir akan ada aturan yang lebih ketat terkait pelarangan mudik lebaran tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menegaskan tidak ada indikasi bahaya ikutan setelah gempa bermagnitudo 6,3 mengguncang kawasan baratlaut Sinabang, Aceh, Kamis (27/11/2025). Lembaga tersebut menyampaikan hasil analisis awal yang menunjukkan kondisi geologi setempat berada dalam situasi terkendali. PVMBG meminta masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan petugas BPBD, dan menjaga kewaspadaan terhadap guncangan susulan.

PVMBG menjabarkan lokasi gempa berada di darat pada kedalaman 10 kilometer. Wilayah yang terdekat dengan episentrum mencakup Pulau Simeulue dan pesisir barat Aceh yang memiliki morfologi dataran berombak dan perbukitan. Kondisi permukaan tanah di area tersebut berpengaruh pada cara guncangan dirasakan masyarakat di sekitar pusat gempa.

Baca Juga

“Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami,” ujar Kepala PVMBG Hadi Wijaya, dikutip Jumat (28/11/2025).

PVMBG menyampaikan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi (KRBG) menempatkan Simeulue dan pantai barat Aceh dalam kategori rawan tinggi. Analisis kelas tanah menunjukkan area yang paling dekat dengan pusat gempa didominasi tanah lunak (kelas E) yang berselingan dengan tanah sedang (kelas D) pada bagian pantai. Sementara sebagian besar wilayah lain terdiri atas tanah sedang dan tanah sangat padat yang memiliki respons berbeda terhadap guncangan.

Kajian sumber gempa mengarah pada mekanisme sesar naik yang terkait aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia. Karakter gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer menyebabkan guncangan terasa kuat pada sejumlah titik, meskipun tidak menghasilkan kerusakan besar.

PVMBG mengimbau masyarakat menghindari tebing yang rentan longsor ketika hujan, memahami rambu evakuasi, serta memonitor informasi resmi petugas setempat. Pemahaman kondisi tanah dan bentuk wilayah menjadi bagian penting dari mitigasi karena memengaruhi potensi gangguan pada bangunan maupun lahan.

“Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak diikuti oleh bahaya ikutan, seperti retakan tanah, penurunan lahan, likuefaksi dan longsoran,” kata Hadi.

PVMBG menekankan pentingnya informasi yang akurat untuk mencegah munculnya kabar keliru pascagempa. Lembaga tersebut menyampaikan kegiatan pemantauan berjalan normal dan kondisi geologi di area terdampak tetap terpantau aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement