Rabu 18 Oct 2023 20:42 WIB

Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Australia Atasi Sampah Plastik

Indonesia-Australia akan mengubah jaring ikan terbengkalai jadi bahan rendah karbon.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Indonesia-Australia menjalin kerja sama mengolah sampah jaring ikan yang terbengkalai menjadi bahan berkualitas tinggi dan rendah karbon.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Indonesia-Australia menjalin kerja sama mengolah sampah jaring ikan yang terbengkalai menjadi bahan berkualitas tinggi dan rendah karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia dan Indonesia terus memperkuat kerja sama dalam mengatasi masalah sampah dengan mendorong inovasi terbarukan. Dua dari sekian banyak inovasi yang dipamerkan adalah teknologi untuk mengubah jaring ikan yang terbengkalai menjadi bahan berkualitas tinggi dan rendah karbon, serta sistem untuk merevolusi pengelolaan sampah plastik di Indonesia.

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan bahwa Australia dan Indonesia memiliki salah satu batas maritim terpanjang di dunia. Karena itu, kerja sama ini sangatlah penting.

Baca Juga

“Pada akhirnya kita telah berbagai masalah sampah plastik, karena seperti disebutkan tadi, sampah plastik tidak memiliki paspor. Sampah plastik yang ada di lautan bisa pergi ke mana saja,” kata Williams di acara Demo Day Indo-Pasific Plastics Innovation Network (IPPIN), Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Williams mengatakan bahwa para praktisi di sepanjang rantai nilai plastik di Australia dan Indonesia menghadapi tantangan kritis dalam mengurangi sampah plastic dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). “Jadi sangat menginspirasi melihat beberapa solusi terukur yang diluncurkan pada IPPIN Demo Day tahun ini,” kata dia.

Ia juga menyoroti nilai kerja sama bilateral untuk mengembangkan ekonomi sirkular. "Sebagai tetangga dekat, Australia dan Indonesia mendapat manfaat dari kerja sama dalam mengatasi sampah plastik," kata Duta Besar Williams.

Ketua Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia, Sri Indrastuti Hadiputranto, mengatakan bahwa program Indo-Pasific Plastics Innovation Network (IPPIN) memainkan peran penting dalam membina wirausahawan baru dan perusahaan rintisan, seta sangat penting dalam mengembangkan solusi jangka panjang untuk masalah plastik.

"Demo Day merupakan langkah penting dalam perjalanan program Akselerator IPPIN - untuk menguji kesiapan pasar para tim dan membantu tim yang paling berpotensi, untuk meningkatkan dampakya dalam membuat perubahan yang berkelanjutan dalam ekosistem plastik," kata Sri Indrastuti.

Indo-Pacific Plastics Innovation Network merupakan bagian dari Misi Mengakhiri Sampah Plastik CSIRO, yang berupaya untuk mengurangi 80 persen sampah plastik yang masuk ke lingkungan Australia pada tahun 2030.

Demo Day menandai puncak dari pelatihan intensif selama delapan minggu melalui program Akselerator IPPIN, di mana tim wirausahawan dan peneliti dibimbing untuk mengasah ide-ide mereka dan membangun kesiapan pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement