Selasa 14 Nov 2023 14:35 WIB

Emisi Karbon Pabrik Batu Bara dan Baja Kini Bisa Dipantau Melalui Satelit

Satelit GHGSat sudah diluncurkan ke luar angkasa untuk memantau emisi karbon.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Perusahaan asal Kanada, AS, meluncurkan satelit ke luar angkasa untuk memantau jumlah emisi karbon.
Foto: esa
Perusahaan asal Kanada, AS, meluncurkan satelit ke luar angkasa untuk memantau jumlah emisi karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pemantau emisi karbon dari Kanada, GHGSat, meluncurkan sebuah satelit yang bertujuan untuk mengukur emisi karbon dioksida yang dilepaskan fasilitas-fasilitas seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan pabrik baja dari luar angkasa. Satelit yang diberi nama Vanguard ini diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Antariksa Vandenberg di California pada Sabtu waktu setempat.

Teknologi antariksa semakin banyak digunakan untuk meminta pertanggungjawaban industri yang menghasilkan polusi atas kontribusinya terhadap perubahan iklim. Menurut GHGSat, data yang dikumpulkan oleh satelit akan dijual kepada para penghasil emisi industri yang ingin mengurangi emisinya serta kepada pemerintah dan para ilmuwan.

Baca Juga

Vanguard akan membangun jaringan satelit yang telah menemukan gumpalan metana, gas rumah kaca tak kasat mata yang sulit dideteksi karena cenderung bocor dari berbagai sumber termasuk jaringan pipa, lokasi pengeboran, dan peternakan.

Karbon dioksida menyumbang hampir 80 persen emisi gas rumah kaca AS dari aktivitas manusia dan cenderung memasuki atmosfer dari sumber industri besar seperti pembangkit listrik. Menurut GHGSat, satelit yang memantau karbon dioksida di atmosfer saat ini tidak berfokus pada emisi facility-level.

CEO GHGSat, Stephane Germain, menjelaskan bahwa data yang dikumpulkan oleh Vanguard akan membantu memperkuat praktik-praktik umum dalam memantau dan mengukur emisi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer.

"Sering kali apa yang kami temukan adalah gabungan antara pengukuran langsung dan perkiraan. Oleh karena itu, pengukuran langsung seluruh fasilitas dari satelit akan bertindak sebagai validasi," ujar Germain seperti dilansir dari Euro News, Selasa (14/11/2023).

Satelit telah menunjukkan bahwa emisi metana secara luas lebih tinggi dari yang diperkirakan. Germain menduga, hal yang sama juga terjadi pada karbon dioksida.

“Informasi ini akan membantu meningkatkan akurasi inventarisasi emisi pemerintah dan pemodelan ilmiah serta meningkatkan kualitas pelaporan gas rumah kaca perusahaan bagi para investor,” kata Germain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement