REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian National Ferryowners Assosiation (INFA) memperluas lingkup kegiatan dan anggotanya menjadi perkumpulan para pemilik kapal ferry dan pemilik atau badan usaha pelabuhan penyeberangan yang kini menjadi INFA and Port. Setelah melakukan transformasi tersebut, pelaku industri pelabuhan dan penyeberangan juga menyiapkan konsep green port atau pelabuhan hijau.
"Dengan adanya perubahan ini ada perubahan yang berkembang. Kami juga menyoroti soal peraturan limbah di pelabuhan," kata Ketua Umum INFA and Port JA Barata, Kamis (22/11/2023).
Dia memastikan, ke depan asosiasi akan berupaya menciptakan pelabuhan penyeberangan yang ramah lingkungan. Beberapa pelabuhan penyeberangan telah diperluas dan diatur sedemikian rupa menjadi lebih steril.
"Nantinya pelabuhan akan lebih terklasifikasi dan bersih, serta lebih ramah lingkungan," tutur Barata.
Selain itu, Barata menyebut juga dibutuhkan regulasi untuk menciptakan zero accident. Khususnyam saat ini selain kendaraan dengan muatan angkutan bahan berbahaya dan beracun (B3), juga adanya baterai pada kendaraan bermotor listrik yang diangkut pada kapal ferry.
"Ini telah menyadarkan kita untuk mewaspadai sebagai barang yang rentan menimbulkan bahaya jika tidak memenuhi syarat dalam tata cara pemuatannya," ungkap Barata.
Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengharapkan keterlibatan perusahaan dalam INFA and Port dapat memberikan kontribusi signifikan. Khususnya, terhadap keselamatan transportasi dan peningkatan pelayanan di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola.
Sebagai bagian dari rebranding tersebut, Ira memastikan ASDP juga berkomitmen untuk mendukung visi green port. "Ini menjadikan pelabuhan-pelabuhan yang beroperasi ramah lingkungan," ujar Ira.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan ASDP Harry MAC menyatakan ASDP terus menjunjung tinggi standar lingkungan berkelanjutan. Harry menegaskan hal tersebut sebagai upaya untuk menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan,
"ASDP melalui strategi inisiasinya melakukan peningkatan penerapan energi terbarukan serta menerapkan Operational Green Technologies," tutur Harry.