Sabtu 01 Nov 2025 20:22 WIB

BMKG dan BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Tekan Risiko Banjir dan Longsor

Operasi tersebut bagian dari upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.

Rep: Lintar Satria/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pesawat pembawa garam dalam operasi modifikasi cuaca mengudara bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, serta pihak Lanud Husein Sastranegara, di Kota Bandung, Selasa (11/3/2025). Dalam kegiatan bersama BMKG, BPBD Jabar, serta pihak Lanud Husein Sastranegara itu sebanyak 24 ton garam ditabur di udara selama sepuh hari, dengan harapan dapat mengurangi intensitas hujan sebanyak 60 persen.
Foto: Edi Yusuf
Pesawat pembawa garam dalam operasi modifikasi cuaca mengudara bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, serta pihak Lanud Husein Sastranegara, di Kota Bandung, Selasa (11/3/2025). Dalam kegiatan bersama BMKG, BPBD Jabar, serta pihak Lanud Husein Sastranegara itu sebanyak 24 ton garam ditabur di udara selama sepuh hari, dengan harapan dapat mengurangi intensitas hujan sebanyak 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di sejumlah wilayah untuk mengurangi potensi curah hujan ekstrem yang dapat memicu banjir dan tanah longsor.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan operasi tersebut merupakan bagian dari upaya mitigasi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan meningkat selama puncak musim hujan November 2025 hingga Februari 2026.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

“BMKG bersama BNPB telah memulai operasi modifikasi cuaca sebagai langkah antisipatif terhadap meningkatnya curah hujan. Tujuannya untuk mencegah atau mengurangi potensi banjir dan longsor,” kata Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

BNPB dan BMKG Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Curah Hujan Tinggi

Operasi ini telah dilaksanakan di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, kegiatan dilakukan sejak 25 Oktober dan masih berlanjut hingga awal November dengan posko di Semarang dan Solo. Hingga kini, tercatat 41 sortie penerbangan menggunakan dua pesawat Cessna Caravan.

“Operasi ini efektif menurunkan dan meredistribusikan curah hujan di wilayah terdampak. Awan-awan hujan yang semula terkonsentrasi di satu titik diupayakan untuk disebarkan agar hujan turun lebih merata,” ujar Dwikorita.

Sementara itu, di Jawa Barat, operasi serupa telah dimulai lebih awal pada 23 Oktober dengan posko di Jakarta. Sebanyak 29 sortie penerbangan telah dilakukan menggunakan satu pesawat Cessna Caravan. Menurut BMKG, hasilnya menunjukkan pengurangan curah hujan cukup signifikan di beberapa wilayah.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh ESG Now (@esg.now)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement