Sabtu 01 Nov 2025 21:31 WIB

Puncak Musim Hujan Tiba, Jakarta dan Jawa Barat Siap Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

BMKG dan Pemprov DKI berkoordinasi untuk cegah hujan ekstrem dan potensi banjir rob.

Rep: Bayu Adji P/Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masuk ke dalam pesawat Cessna 208 Caravan PK-SNM saat persiapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025). BNPB bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara berkala sejak Sabtu (25/10) hingga lima hari ke depan dalam rangka penanganan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan dengan total bahan semai sebanyak 10 ton NaCl dan 2 ton CaO.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masuk ke dalam pesawat Cessna 208 Caravan PK-SNM saat persiapan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025). BNPB bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara berkala sejak Sabtu (25/10) hingga lima hari ke depan dalam rangka penanganan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan dengan total bahan semai sebanyak 10 ton NaCl dan 2 ton CaO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa sebagian wilayah Indonesia telah memasuki periode puncak musim hujan pada awal November 2025. Diprediksi, periode puncak musim hujan itu bakal terjadi hingga Februari 2026 dengan pola pergerakan dari barat ke timur.

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca. Hal itu dilakukan tidak lain untuk mengantisipasi curah hujan ekstrem, yang berpotensi menimbulkan bencana.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

"Jadi, kami saat ini bekerja sama dengan BNPB dan beberapa operator modifikasi cuaca swasta, sudah melaksanakan operasi di tiga posko, Semarang dan Solo di Jawa Tengah, kemudian satu di posko Halim untuk wilayah Jawa Barat," kata dia saat konferensi pers secara daring, Sabtu (1/11/2025).

Ia mengatakan, pelaksanaan modifikasi cuaca itu dilakukan atas permintaan pemerintah daerah. Menurut dia, pemerintah daerah dapat melakukan permintaan kepada pemerintah pusat melakukan modifikasi cuaca untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, sesuai peringatan dini yang telah dikeluarkan BMKG.

"Jadi, pelaksanaan ini memang atas dasar permintaan dari pemerintah daerah, yang sudah bersurat kepada BNPB dan BMKG, dengan mengeluarkan status siaga darurat," ujar Budi.

Tak hanya di dua wilayah provinsi itu, BMKG juga akan membahas rencana pelaksanaan modifikasi cuaca di wilayah Jakarta. Pasalnya, wilayah Jakarta dilanda hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir. 

"Jakarta ini rencananya hari Senin baru akan dirapatkan oleh pihak Pemerintah Provinsi DKI, melalui BPBD DKI, dan juga akan mengundang BNPB untuk melakukan hal serupa (modifikasi cuaca)," kata dia.

Budi menjelaskan, berdasarkan prediksi yang telah disampaikan BMKG, Jawa Barat akan mengalami hujan lebat pada awal November. Bahkan, di wilayah Jawa Barat, hujan lebat diprediksi akan terjadi hingga 4 November 2025, dan 7 November 2025.

"Hampir sama untuk wilayah Jawa yang lain di Jawa Tengah, DKI dan juga Jogja," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement