Selasa 16 Jan 2024 06:30 WIB

Studi: Spesies Kera Raksasa Purba Punah Akibat Perubahan Iklim

Spesies kera raksasa yang pernah hidup di China punah akibat perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Spesies kera raksasa purba kemungkinan besar punah ratusan ribu tahun yang lalu ketika perubahan iklim (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Spesies kera raksasa purba kemungkinan besar punah ratusan ribu tahun yang lalu ketika perubahan iklim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesies kera raksasa purba kemungkinan besar punah ratusan ribu tahun yang lalu ketika perubahan iklim membuat buah-buahan favorit mereka tidak dapat dijangkau selama musim kemarau. Hal ini diungkap oleh studi yang dilakukan para peneliti dari Australia dan China yang diterbitkan di jurnal Nature.

Spesies Gigantopithecus blacki, yang pernah hidup di Cina bagian selatan, merupakan kera raksasa terbesar yang diketahui oleh para ilmuwan, dengan tinggi 3 meter dan berat hingga 295 kilogram. Namun, ukurannya yang besar mungkin juga menjadi kelemahannya.

Baca Juga

"Ini adalah hewan yang sangat besar. Ketika makanan mulai langka, kera ini sangat besar sehingga tidak bisa memanjat pohon untuk mencari sumber makanan baru,” kata Renaud Joannes-Boyau, seorang peneliti di Southern Cross University Australia seperti dilansir Phys, Selasa (16/1/2024).

Kera raksasa, yang kemungkinan besar menyerupai orangutan modern, bertahan hidup selama sekitar 2 juta tahun di dataran berhutan di wilayah Guangxi, Cina. Mereka mengonsumsi makanan vegetarian, mengunyah buah-buahan dan bunga di hutan tropis, sampai lingkungan mulai berubah.

Para peneliti menganalisis sampel serbuk sari dan sedimen yang diawetkan di gua-gua di Guangxi, serta gigi fosil, untuk mengungkap bagaimana hutan menghasilkan lebih sedikit buah sejak sekitar 600 ribu tahun yang lalu, ketika wilayah tersebut mengalami lebih banyak musim kering.

Kera raksasa tidak lenyap dengan cepat, tetapi kemungkinan punah antara 215 ribu dan 295 ribu tahun yang lalu, demikian temuan para peneliti. Meskipun kera yang lebih kecil mungkin mampu memanjat pohon untuk mencari makanan yang berbeda, analisis para peneliti menunjukkan bahwa kera raksasa lebih banyak memakan kulit pohon, alang-alang dan makanan tidak bergizi lainnya.

“Ketika hutan berubah, tidak ada cukup makanan yang disukai oleh spesies ini," kata salah satu penulis, Zhang Yingqi, dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology China.

Sebagian besar yang diketahui para ilmuwan tentang kera raksasa yang telah punah berasal dari penelitian fosil gigi dan empat tulang rahang bawah yang besar, yang semuanya ditemukan di Cina selatan. Tidak ada kerangka lengkap yang ditemukan.

Antara sekitar 2 juta hingga 22 juta tahun yang lalu, beberapa lusin spesies kera raksasa mendiami Afrika, Eropa, dan Asia, menurut catatan fosil. Saat ini, hanya gorila, simpanse, bonobo, orangutan dan manusia yang tersisa.

Meskipun manusia pertama kali muncul di Afrika, para ilmuwan tidak tahu di benua mana keluarga kera raksasa pertama kali muncul, kata Rick Potts, yang memimpin Human Origins Program di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian dan tidak terlibat dalam penelitian ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement