Rabu 24 Jan 2024 16:30 WIB

Survei: Isu ESG Semakin Populer di Masyarakat

Kesadaran isu ESG tinggi tapi penilaian kebijakan isu ESG pemerintah masih rendah.

Pengunjung melihat proses transaksi penukaran botol plastik menggunakan Reverse Vending Machine (RVM) di stan Republika ESGNow pada Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung melihat proses transaksi penukaran botol plastik menggunakan Reverse Vending Machine (RVM) di stan Republika ESGNow pada Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan kesadaran terhadap isu Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) telah menjadi perhatian utama dalam masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Tim Continuum-INDEF dan Populix melakukan analisis mendalam terhadap data yang mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu ini, dengan meluncurkan laporan Indeks Konsumen Indonesia Report: Awareness Masyarakat terhadap Isu Lingkungan. Pembahasan dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder berdasarkan beberapa indikator yang telah ditentukan. Analisis data primer dilakukan dengan metode big data analytics oleh Tim Continuum-INDEF dengan kolaborasi metode survei oleh Populix.

Baca Juga

Survei Populix menemukan, secara umum, responden sudah memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi pada topik dan isu-isu ESG. Namun, persepsi responden dalam menilai kebijakan dan upaya pemerintah dalam isu ESG cenderung lebih rendah.

Dari topik lingkungan, isu kendaraan listrik memiliki persepsi yang positif, tetapi keinginan untuk beralih dan meninggalkan bahan bakar fosil masih rendah di antara para responden. Sementara untuk isu sosial, ketenagakerjaan menjadi isu yang menjadi perhatian masyarakat. Responden cenderung menilai bahwa kondisi pasar kerja di Indonesia belum terlalu baik. Pada topik tata kelola, pengetahuan mengenai isu KKN sudah baik, tetapi persepsi terhadap upaya pemerintah dalam memerangi KKN masih cenderung kurang efektif.

Social Research Manager Populix, Nazmi Haddyat Tamara menyampaikan, perbedaan dalam tingkat pendidikan dan status ekonomi menghadirkan nuansa yang menarik dalam pemahaman terhadap isu-isu ESG. "Responden dengan tingkat pendidikan lebih tinggi menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam terkait topik ketenagakerjaan dan keamanan siber," kata dia melalui keterangan tulis, Senin (22/1/2024).

Begitu juga pada tingkat ekonomi. Dimana responden dengan ekonomi tinggi lebih proaktif dalam menghadapi polusi udara dengan langkah-langkah perlindungan diri yang lebih lanjut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement