REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat penerapan industri hijau di sektor batik dan kerajinan melalui Standar Industri Hijau (SIH) guna mendukung pencapaian target emisi nol bersih (Net Zero Emissions/NZE) pada 2060.
"Efisiensi sumber daya dan kepatuhan terhadap standar lingkungan kini menjadi faktor utama keberlanjutan industri, terutama dalam menghadapi tekanan pasar global yang makin sadar isu lingkungan,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Menurut Andi, penerapan prinsip industri hijau tidak hanya mendorong efisiensi bahan baku, energi, dan air, tetapi juga membuka akses pasar ekspor yang semakin menuntut kepatuhan terhadap standar keberlanjutan.
“Langkah konkret yang kami lakukan antara lain penguatan Lembaga Sertifikasi Industri Hijau (LSIH) di lingkungan BSKJI, termasuk LSIH Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB),” kata dia.
Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menambahkan bahwa lembaganya telah ditunjuk melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2020 untuk menyelenggarakan sertifikasi industri hijau pada berbagai sektor, termasuk industri batik dan kerajinan.
“Lewat SIH, pelaku industri batik dapat menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti kompor listrik, tungku hemat energi, dan pengelolaan air limbah pewarnaan. Ini berdampak langsung pada efisiensi biaya dan peningkatan citra ramah lingkungan,” tutur Jonni.
LSIH BBSPJIKB saat ini menaungi sembilan sektor industri hijau, mulai dari industri batik (SIH No. 13134:2023), tekstil, karet, hingga baja dan air mineral.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam pengendalian pencemaran, pemenuhan NZE, dan transisi energi berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) yang disampaikan pada 2022.
Sebagai bagian dari penguatan ekosistem industri hijau, Kemenperin akan menyelenggarakan The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025. Forum ini akan menjadi ajang strategis bagi pemerintah, pelaku industri, dan pemangku kepentingan dalam mempercepat dekarbonisasi sektor industri nasional.
“Dengan strategi industri hijau, industri kerajinan dan batik kita tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh lebih adaptif, efisien, dan kompetitif di pasar global,” ujar Jonni.