Selasa 17 Jun 2025 10:45 WIB

RI-Singapura Kukuhkan Komitmen Bangun Kawasan Industri Hijau

Acara disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Singapura.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Indonesia dan Singapura menandatangani MoU terkait zona industri berkelanjutan.
Foto: Istana
Indonesia dan Singapura menandatangani MoU terkait zona industri berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA — Indonesia dan Singapura resmi mengukuhkan kerja sama strategis dalam pengembangan Kawasan Industri Hijau terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait Zona Industri Berkelanjutan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi serta Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng.

Acara disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6/2025).

Baca Juga

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk membangun kemitraan energi bersih yang saling menguntungkan.

“Sesuai arahan Presiden untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan (win-win), kami telah meminta pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).

Kawasan industri tersebut dirancang dengan ekosistem energi hijau yang menyeluruh. Pasokan listrik akan disuplai melalui perdagangan lintas batas berbasis energi terbarukan, sementara emisi karbon akan ditekan lewat penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS) yang diatur dalam MoU terpisah.

Bahlil menyebut kerja sama ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi Indonesia. Teknologi CCS juga dinilai krusial untuk industri yang sulit melakukan dekarbonisasi. Lebih jauh, pemerintah mendorong proyek ini sebagai model ekonomi rendah karbon yang diharapkan mampu menciptakan ribuan lapangan kerja dan mempercepat transfer teknologi ke dalam negeri.

“Nilai tambah yang kita akan bangun adalah solar panel itu industrinya nanti di Indonesia. Bahkan untuk kabel itu juga akan dibangun di Indonesia,” ujar Bahlil.

Ia menambahkan bahwa proyek ini telah melalui perencanaan matang. Kawasan industri akan dibangun di Karimun dan Bintan, wilayah yang strategis karena berdekatan langsung dengan Singapura. “Total investasi di luar itu saja sudah sekitar 10 miliar dolar AS, dan yang terpenting, calon-calon investornya pun sudah ada,” kata Bahlil.

Seremoni pengukuhan kerja sama ini merupakan puncak dari serangkaian pembahasan teknis antara Indonesia dan Singapura. Agenda tersebut juga menjadi bagian dari pertemuan tingkat tinggi, termasuk forum Leaders’ Retreat, yang menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mendorong realisasi investasi sektor energi hijau.

Tiga MoU terkait kerja sama energi ramah lingkungan telah ditandatangani sebelumnya oleh Bahlil dan Tan See Leng di Jakarta, Jumat (13/6/2025). Ketiga dokumen tersebut mencakup MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ); MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas; serta MoU Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas.

Kementerian ESDM memperkirakan bahwa proyek energi hijau Indonesia-Singapura ini akan menyerap investasi hingga ratusan triliun rupiah. Ribuan lapangan kerja akan terbuka, mulai dari sektor manufaktur panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai (Battery Energy Storage System/BESS), hingga operasional dan pemeliharaan fasilitas energi bersih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement