Jumat 15 Mar 2024 15:08 WIB

Studi: Ada 16 Ribu Bahan Kimia dalam Plastik, Lebih Banyak dari Perkiraan PBB 

Hanya 6 persen bahan kimia dalam plastik yang diatur secara internasional.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Friska Yolandha
Kantong plastik (ilustrasi). Terdapat lebih dari 16 Ribu jenis bahan kimia dalam plastik.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada 3.000 lebih bahan kimia dalam plastik, mulai dari kemasan makanan, mainan, hingga peralatan medis, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya oleh badan lingkungan hidup. Hal ini diungkap oleh sebuah laporan yang dipublikasikan pada Kamis (14/3/2024), menimbulkan pertanyaan mengenai polusi dan keamanan konsumen.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) sebelumnya telah mengidentifikasi sekitar 13.000 baru bahan kimia plastik. Namun laporan terbaru dari tim ilmuwan Eropa menemukan lebih dari 16.000 bahan kimia dalam plastik - seperempat di antaranya dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Juga

Laporan yang didanai oleh Dewan Riset Norwegia ini muncul ketika para negosiator pemerintah sedang bergulat untuk menyusun perjanjian pertama di dunia untuk mengatasi polusi plastik yang semakin meningkat, karena sekitar 400 juta ton sampah plastik diproduksi setiap tahun.

"Untuk mengatasi polusi plastik dengan baik, Anda harus melihat siklus hidup plastik secara keseluruhan dan Anda harus mengatasi masalah bahan kimianya," kata salah satu penulis laporan tersebut, Jane Muncke, seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2024).

Hal ini karena bahan kimia plastik dapat larut ke dalam air dan makanan. Saat ini tim peneliti menemukan ratusan, bahkan ribuan, bahan kimia plastik pada manusia dan beberapa di antaranya telah dikaitkan dengan dampak buruk bagi kesehatan. Dampak tersebut termasuk masalah kesuburan dan penyakit kardiovaskular.

"Ketika kita melihat produk yang kita gunakan sehari-hari, kita akan menemukan ratusan bahkan ribuan bahan kimia dalam satu produk plastik,” kata penulis utama studi, Martin Wagner, yang juga ahli toksikologi lingkungan di Norwegian University of Science and Technology.

Meskipun industri plastik mengatakan....

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement