REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pusat Persemaian Mentawir di Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tahun ini menyiapkan 2,5 juta bibit pohon gratis untuk masyarakat baik berupa bibit pohon buah, peneduh, maupun untuk rehabilitasi lahan.
"Sebanyak 2,5 juta bibit pohon yang dialokasikan untuk masyarakat ini, belum termasuk jumlah bibit yang kami kembangkan untuk tujuan rehabilitasi hutan dan lahan kritis," ujar Manajer Pusat Persemaian Mentawir IKN Syaiful Rohman Wahid.
Sedangkan untuk tahun lalu, bibit yang telah dibagikan ke masyarakat sebanyak tiga juta bibit pohon. Pembagian tersebut baik melalui permintaan resmi dari perorangan, kelompok, maupun instansi.
Masyarakat yang ingin memperoleh bibit dari Mentawir pun cukup mudah, yakni untuk jumlah bibit dengan kebutuhan maksimal 25 bibit, cukup mengajukan permintaan dengan membawa KTP. Sedangkan untuk kebutuhan di atas itu, maka harus atas nama kelompok, organisasi maupun instansi, disertai surat permohonan, jumlah dan jenis yang diminta, lokasi lahan, dan status lahan.
"Misalnya, ketika kelompok tani mengajukan permintaan bibit untuk ditanam pada lahan 1 hektare, maka harus menyebutkan di mana lokasinya, status lahan, termasuk jumlah bibit antara 400-600 batang per hektare," kata Syaiful.
Ia menyatakan, bibit atau benih yang dikembangkan di Mentawir dilakukan dengan dua cara, yakni secara generatif dan vegetatif. Sedangkan untuk buah-buahan lebih banyak dengan cara vegetatif terutama okulasi maupun sambung pucuk agar lebih cepat berbuah dan menghasilkan buah berkualitas.
Hingga kini, sedikitnya ada 40 jenis tanaman yang Persemaian Mentawir kembangkan. Dari 40 jenis itu terbagi menjadi tiga klaster, yakni klaster endemik kayu-kayuan, kemudian klaster buah-buahan.
Sedangkan ketiga adalah klaster tanaman estetika berupa pohon dengan tujuan rehabilitasi lahan sekaligus untuk keindahan. Seperti tanaman jenis tabebuya yang memiliki bunga indah, lantas tanaman pucuk merah yang menonjolkan keindahan daun.
Ia juga mengatakan, tim di persemaian dalam mengembangkan benih dari tanaman induk dilakukan melalui berbagai pola, ada yang mencari biji di hutan, melalui entres, pengadaan, dan ada yang membeli dari masyarakat.
"Meskipun kami membeli bibit dari masyarakat, namun ketika dikembalikan lagi ke masyarakat kami lakukan secara gratis, karena hal ini demi kesejahteraan petani, untuk memulihkan kejayaan buah-buahan, sekaligus untuk merehabilitasi lahan," kata Syaiful.