Selasa 30 Apr 2024 12:20 WIB

Studi: Plastik Biodegradable Masih Membahayakan Kehidupan Laut  

Ikan yang terpapar bioplastik mengalami perlambatan kecepatan untuk melarikan diri.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Friska Yolandha
Seorang nelayan membawa alat tangkap jaring pukat darat di pesisir Pantai Kalumata, Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat (1/12/2023). Plastik Biodegradable Masih Membahayakan bagi ekosistem laut.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Seorang nelayan membawa alat tangkap jaring pukat darat di pesisir Pantai Kalumata, Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat (1/12/2023). Plastik Biodegradable Masih Membahayakan bagi ekosistem laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plastik yang dapat terurai secara hayati (biodegradable) kerap dianggap sebagai solusi polusi plastik, namun penelitian terbaru membantah hal tersebut. Para ilmuwan di University of Otago melaporkan bahwa plastik yang dapat terurai secara hayati masih berbahaya bagi ikan.

Studi yang didanai oleh Hibah Penelitian University of Otago adalah yang pertama yang menganalisis dampak plastik yang berasal dari minyak bumi dan plastik yang dapat terurai secara hayati pada ikan liar.

Baca Juga

Penulis utama studi ini, Ashleigh Hawke, yang menyelesaikan gelar Master of Science di Departemen Ilmu Kelautan Otago, menjelaskan bahwa paparan plastik yang berasal dari minyak bumi biasanya berdampak negatif pada kemampuan meloloskan diri, rutinitas berenang, dan metabolisme aerobik ikan.

Di sisi lain, ikan yang terpapar bioplastik mengalami perlambatan kecepatan maksimum untuk melarikan diri. Jadi, meskipun plastik yang berasal dari minyak bumi lebih buruk bagi ikan, produk yang dapat terurai secara hayati masih belum membantu kehidupan akuatik.

Para peneliti percaya bahwa penelitian mereka sangat penting karena menunjukkan bagaimana plastik yang berasal dari minyak bumi dan plastik yang dapat terurai secara alami dapat merusak ikan laut jika terpapar.

"Plastik yang dapat terurai secara hayati mungkin bukan solusi untuk polusi plastik seperti yang kita yakini selama ini. Meskipun tidak seburuk itu, plastik biodegradable masih dapat menyebabkan efek negatif pada hewan-hewan yang terpapar plastik - dalam kasus penelitian ini, populasi ikan akan menurun karena perilaku pelarian mereka terganggu,” kata Hawke seperti dilansir Study Finds, Selasa (30/4/2024).

Pengembangan plastik tradisional telah berlangsung selama beberapa dekade sehingga hanya ada sedikit variasi dalam produksinya. Namun, karena plastik yang dapat terurai secara hayati merupakan bidang yang relatif baru, terdapat variasi dalam cara pembuatannya dan bahan yang digunakan.

"Jadi masih banyak hal yang harus dilakukan pada tingkat kebijakan untuk melindungi lingkungan laut,” kata salah satu penulis studi, Dr Bridie Allan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science of The Total Environment juga menunjukkan bahwa bahan baku yang digunakan dalam produk-produk ini penting dan penggunaannya harus lebih diatur dan dikontrol.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement