Kamis 02 May 2024 10:04 WIB

Singapura Bangun Pembangkit ‘Fast Start’ Amankan Pasokan Listrik

Singapura berencana kurangi karbonisasi sektor listriknya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pengunjung berjalan di Gardens by the Bay saat senja di Singapura.  Singapura terus berupaya melakukan diversifikasi sumber pasokan energinya.
Foto: AP Photo/David Goldman
Seorang pengunjung berjalan di Gardens by the Bay saat senja di Singapura. Singapura terus berupaya melakukan diversifikasi sumber pasokan energinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Singapura akan membangun dua unit pembangkit listrik "fast start" untuk meningkatkan keandalan sistem listriknya. Dua unit pembangkit ini akan menyediakan 100 megawatt kapasitas pembangkit fast start pada kuartal kedua tahun 2025, demikian menurut Otoritas Pasar Energi Singapura (Energy Market Authority/EMA).

EMA memberikan hak untuk membangun, memiliki, dan mengoperasikan dua unit pembangkit listrik tersebut kepada PacificLight Power (PLP).

Baca Juga

"Ini merupakan tindak lanjut dari permintaan proposal yang diajukan oleh Energy Market Company, atas nama EMA, pada bulan Desember 2023 untuk memastikan bahwa Singapura terus menikmati pasokan listrik tanpa gangguan saat terjadi peristiwa tak terduga di sistem tenaga listrik kami," ujar EMA seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (2/5/2024).

Unit-unit baru ini, yang dapat diubah dari kondisi mati hingga terisi penuh dalam waktu 18 menit, akan membantu mencegah ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan listrik. Demikian seperti diungkap oleh CEO PacificLight Power, Yu Tat Ming.

EMA menekankan pentingnya menjaga keseimbangan yang berkesinambungan antara pasokan dan permintaan listrik dalam sistem tenaga listrik, karena ketidakseimbangan dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan dan gangguan.

"Ketidakseimbangan sistem dapat muncul ketika unit-unit pembangkit mengalami gangguan teknis dan mengalami pemadaman yang tidak direncanakan. Kejadian-kejadian seperti itu dapat terjadi ketika unit-unit pembangkit yang baru dan lebih besar mulai beroperasi dalam waktu dekat, dan impor listrik rendah karbon berskala besar dari kawasan ini akan dimulai secara bertahap pada akhir dekade ini,” kata kepala eksekutif EMA, Ngiam Shih Chun.

Oleh karena itu, menurut Chun, unit-unit ini akan memainkan peran penting dalam rencana Singapura untuk mengurangi karbonisasi sektor listrik dan mendiversifikasi sumber pasokan energinya.

"Ketika kita bergerak menuju masa depan energi bersih dan sumber energi kita menjadi lebih bervariasi, sangat penting bagi Singapura untuk memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk memastikan konsumen terus menikmati keandalan pasokan," kata Chun.

"Unit pembangkit yang dapat beroperasi dengan cepat oleh PLP akan meningkatkan keandalan dan keamanan sistem tenaga listrik Singapura dengan potensi untuk beralih menggunakan hidrogen alih-alih gas alam di masa depan,” tambah dia.

Pada bulan Mei 2023, EMA mengumumkan bahwa anak perusahaannya, Meranti Power, akan membangun, memiliki, dan mengoperasikan dua unit turbin gas siklus terbuka (open cycle gas turbine/OCGT) di pembangkit listrik di Pulau Jurong.

Unit tanggap cepat, yang diharapkan siap beroperasi pada Juni 2025, akan memiliki kapasitas masing-masing 340 megawatt. Unit-unit ini akan menggantikan OCGT yang ada di Singapura, yang telah berusia lebih dari 30 tahun. Unit-unit yang ada saat ini memiliki kapasitas gabungan lebih dari 400 megawatt.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement