Selasa 30 Jul 2024 09:31 WIB

5.000 Warga Korut Terisolasi Akibat Banjir, Kim Jong Un Kerahkan Helikopter

Banjir disebabkan curah hujan yang luar biasa.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Banjir melanda Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara.
Foto: Korea News Service via AP
Banjir melanda Provinsi Phyongan Utara, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Kantor berita Korea Utara (Korut) KCNA melaporkan lebih dari 5.000 orang sempat terisolasi akibat banjir di barat laut negara itu. Helikopter serta angkatan laut dikerahkan untuk melakukan evakuasi.

Hujan deras musim panas tahun ini menyebabkan sungai di perbatasan dengan Cina meluap. KCNA tidak menyebutkan ada korban tewas atau seberapa besar kerusakan yang diakibatkan banjir. Banjir musim panas di Korut kerap menyebabkan kerusakan besar pada lahan pertanian karena drainase yang baru, deforestasi, dan infrastruktur yang bobrok.

Sekitar 10 helikopter militer dan angkatan laut serta kapal-kapal pemerintah dikerahkan untuk upaya evakuasi di Kota Sinuiju dan Kota Uiju karena banjir membuat warga terdampar. KCNA mengatakan sekitar 4.200 orang diselamatkan dengan menggunakan pesawat.

Selama kunjungan akhir pekannya ke wilayah yang terkena banjir, KCNA mengatakan Presiden Kim Jong Un menyebut upaya penyelamatan sebagai keajaiban dan memerintahkan agar makanan dan kebutuhan lainnya diberikan kepada orang-orang yang terdampak banjir.

KCNA melaporkan Kim memarahi para pejabat karena gagal mempersiapkan diri untuk menghadapi banjir meskipun ia memerintahkan untuk mencegah kerusakan akibat banjir. Laporan ini tampaknya upaya untuk mengalihkan kesalahan, sementara Korut berjuang dengan kesulitan ekonomi.

“Mereka, yang merasa kalah dalam pertempuran melawan alam, tidak percaya diri dalam pekerjaan pencegahan bencana, dan hanya mengharapkan kesempatan dari langit,” kata Kim seperti dikutip KCNA.

Kim mengatakan badan tanggap darurat dan Kementerian Keamanan Publik Korut tidak mengetahui jumlah pasti penduduk di wilayah yang dilanda banjir. Sehingga jumlah orang yang diselamatkan jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

Banjir disebabkan curah hujan yang luar biasa dalam waktu singkat membanjiri sistem drainase. Sementara lereng yang curam menyebabkan aliran air yang cepat, meningkatkan risiko banjir bandang.

Penebangan pohon memperparah kerusakan yang ditimbulkan banjir karena mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air. Sistem drainase, bendungan, dan langkah-langkah pengendalian banjir yang tidak memadai juga memperparah masalah. n Lintar Satria/Reuters

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement