Senin 26 Aug 2024 17:24 WIB

Ketika Transisi Energi Mengorbankan Masyarakat dan Satwa

Mereka yang tinggal di Gurun Thar terdampak keberadaan turbin.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
 Turbin angin di Gurun Thar, India, yang dinilai merugikan kehidupan para peternak setempat.
Foto:

Gurun di sekitar distrik Jaisalmer di Rajasthan kini dipenuhi ratusan turbin. Gurun itu merupakan ladang pembangkit listrik tenaga angin terbesar di India. Data pemerintah menunjukkan lahan pembangkit listrik tenaga angin itu dapat menghasilkan 5 gigawatt.

Turbin-turbin itu dimiliki konglomerat India, termasuk Adani Group dan Suzlon. Perusahaan-perusahaan ini mengatakan mereka mendukung upaya nasional India untuk beralih ke energi terbarukan dan juga mendukung masyarakat yang terkena dampak pembangunannya.

Suzlon mengatakan mereka menyediakan pembangunan berkelanjutan untuk desa-desa di sekitar ladang anginnya, termasuk proyek-proyek kesehatan, pendidikan dan memberikan dukungan pada peternakan.

Adani mengatakan mereka sangat berkomitmen kepada masyarakat, membantu sekolah dan program air bersih. Namun, para petani mengeluh karena turbin-turbin tersebut dibangun di atas lahan tempat masyarakat menggembala. Produksi susu juga berkurang jauh.

"Peternak yang menanggung akibatnya, lahan mereka diambil, turbin angin menduduki lahan-lahan yang seharusnya digunakan untuk menggembala ternak," kata salah satu pegawai klinik kesehatan setempat Jitendra Kumar.

Warga setempat juga kerap mengalami pemadaman listrik, paling lama bisa berhari-hari. Warga mengatakan listrik disalurkan ke pusat-pusat industri dan perkotaan. "Kami menjalani hidup kami dalam kegelapan,  kami hanya memiliki listrik selama dua jam sehari, kami sangat membutuhkan cahaya," kata aktivis lingkungan setempat, Sumer Singh Bhati.

Pemadaman listrik menjadi tak tertahankan selama musim panas. Suhu udara terkadang mencapai hingga 50 derajat Celcius. Para ahli cuaca pemerintah mengatakan tahun ini India mengalami gelombang panas terpanjang yang pernah tercatat.

Mereka memperingatkan suhu yang lebih panas akan semakin sering terjadi di masa depan. India ingin meningkatkan kapasitas tenaga listrik non-fosil menjadi 500 GW pada tahun 2030 dan berkomitmen untuk mencapai ekonomi tanpa emisi pada tahun 2070 - dua dekade setelah sebagian besar negara industri Barat.

Pembangkit listrik energi terbarukan sedang dibangun dengan sangat cepat. Data pemerintah menunjukkan kapasitas energi terbarukan meningkat dalam satu dekade terakhir dari 76 GW menjadi 203 GW. Sekitar seperempatnya berasal dari angin.

Namun, untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 500 GW membutuhkan ekspansi skala besar. Statistik semacam itu tidak banyak berarti bagi penduduk desa yang tinggal di dekat turbin.

Para aktivis lingkungan mengatakan meskipun orang luar melihat gurun pasir sebagai zona mati, gurun pasir merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Spesies lokal yang dihormati, seperti Great Indian Bustard yang terancam punah, menghadapi kepunahan.

Burung raksasa berwarna coklat dan putih yang dulunya umum ditemukan itu kini terbang masuk ke dalam jaring-jaring kabel listrik. Aktivis lingkungan di Jaisalmer Parth Jagani mengatakan, dalam 25 tahun terakhir jumlah burung-burung itu menurun drastis dan kini hanya tersisa 150 ekor di seluruh India. “Setelah kincir angin dan kabel tegangan tinggi dipasang, kematian mereka meningkat,” kata Jagani.

Pada tahun 2021, Mahkamah Agung memerintahkan agar kabel listrik di zona-zona utama penangkaran burung diletakkan di bawah tanah. Namun, pemerintah mengajukan petisi dan membatalkan keputusan tersebut, dengan alasan hal itu akan menghambat target energi terbarukan.

Penduduk desa mendirikan tugu peringatan untuk burung tersebut yang berupa patung burung bustard. “Jika burung dan hewan kami diambil, apa yang akan kami lakukan? Bagaimana kita akan bertahan hidup?” kata Ram. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement