REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pemerintah Azerbaijan yang menjadi tuan rumah Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) menawarkan membayar ongkos perjalanan negosiator negara-negara kecil kepulauan yang rentan terhadap perubahan iklim.
COP29 yang akan digelar November mendatang akan difokuskan untuk menetapkan target pendanaan iklim baru yang akan membantu negara pendapatan rendah mengatasi dan beradaptasi pada perubahan iklim. Negara-negara kecil kepulauan dianggap paling rentan terhadap kenaikan permukaan air laut yang disebabkan pemanasan global.
Seorang pejabat COP29 yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan Baku menawarkan uang perjalanan, hotel dan semua biaya lain pada empat delegasi dari negara-negara kecil kepulauan yang menghadiri pertemuan tersebut. Empat orang itu ketua delegasi dan tiga pejabat lainnya.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan partisipasi negara-negara yang membutuhkan," kata pejabat tersebut, Kamis (26/9/2024).
Sumber menambahkan langkah ini dilakukan agar perundingan berjalan inklusif. COP20 akan digelar pada 11 sampai 12 November di Baku, Azerbaijan.
Pejabat COP29 itu tidak bersedia mengungkapkan berapa biaya yang akan digunakan untuk tawaran tersebut. Diperkirakan terdapat sekitar 40 negara kecil kepulauan yang akan berpartisipasi dalam pertemuan iklim ini.
Lonjakan tarif hotel di kota tuan rumah sudah lama menjadi kritik sejumlah delegasi beberapa tahun terakhir. Delegasi negara-negara berkembang menggalang dan mengumpulkan dana untuk ongkos mereka ke pertemuan itu mulai dari lembaga-lembaga iklim PBB, organisasi kawasan sampai donor bilateral.
Negara-negara kepulauan kecil memiliki suara yang kuat dalam pembicaraan iklim global. Mereka konsisten menuntut pemerintah untuk mengambil langkah yang jauh lebih ambisius untuk mengendalikan perubahan iklim.
Saat ini, energi Azerbaijan hampir seluruhnya dihasilkan dari bahan bakar fosil, meskipun pemerintah menargetkan untuk memperluas sumber-sumber terbarukan seperti angin dan matahari.