REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perusahaan swasta asal Jepang menjalin kerja sama riset dan inovasi yang berfokus pada konversi bahan bakar, termasuk basis co-firing yang menggunakan sumber daya biomassa dari Indonesia.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R Hendrian menjelaskan, melalui kerja sama ini, hasil riset BRIN terkait teknologi konversi bahan bakar akan melalui proses uji coba industri di Jepang. Hal ini bertujuan untuk menemukan metode konversi bahan bakar yang lebih optimal, yang berbasis pada sumber daya alam Indonesia sehingga dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
"Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat membangun basis riset dan pengembangan bersama yang terbuka," kata Hendrian, Rabu (23/10/2024).
Setelah penandatanganan nota kesepahaman kerja sama ini, Hendrian menyebutkan akan ditindaklanjuti dengan diskusi rinci terkait rencana pelaksanaan riset dan inovasi, yang mencakup tiga bidang utama yakni kolaborasi riset pemanfaatan bahan bakar berbasis co-firing biomassa dengan Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi serta Pusat Penelitian Biomassa dan Bioproduk.
Kemudian, pengembangan teknologi pengolahan pangan, termasuk mesin stainless steel untuk pengolahan pangan dan kajian multiomik pangan tradisional Indonesia, bersama Pusat Penelitian Teknologi Pengolahan Pangan, dan pemanfaatan inovasi sun-time gum, yang akan dikembangkan bersama Pusat Penelitian Mikrobiologi Terapan.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar menyampaikan pentingnya kerja sama ini dalam mendukung program transisi energi, khususnya terkait upaya penghentian bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara menuju penggunaan energi terbarukan.
Kerja sama ini, katanya, dilandasi oleh potensi besar biomassa yang dimiliki Indonesia, mengingat negara ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Oleh karena itu, pemanfaatan produk kelapa sawit menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk memperpanjang umur operasional PLTU batu bara, dengan cara mengombinasikan penggunaan batu bara dan biomassa.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan konversi bahan bakar dari PLTU batubara ke biomassa. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target emisi nol persen Indonesia,” tambahnya.