REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau GAW Bukit Kototabang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebaran 27 titik panas atau hotspot kategori high yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan sejak 26 Oktober 2024.
"Sebanyak 27 titik panas tersebut terjadi sejak 26 Oktober 2024 yang tersebar di daerah Lunang Silaut dan Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan," kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun GAW Bukit Kototabang, Andi Sulistiyono saat dihubungi di Padang, Selasa (29/10/2024).
Bahkan, hingga Selasa siang Stasiun GAW Kototabang melalui citra satelit Terra and Aqua memantau empat titik panas yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan tepatnya di Kecamatan Lunang dan daerah Tapan.
Andi mengatakan hingga saat ini pihaknya belum melakukan pemantauan ke lapangan karena masih menganalisa perkembangan titik panas tersebut. Sebab, bisa saja puluhan titik panas itu merupakan aktivitas petani yang sedang membakar tumpukan jerami yang kemudian hilang atau tidak bertahan lama. "Kita masih memonitoring perkembangannya dan pasti memberikan informasi kepada dinas terkait," ujar dia.
Pihaknya juga memastikan sebaran puluhan titik panas tersebut hingga kini belum mengganggu aktivitas masyarakat, atau menyebabkan penurunan kualitas udara, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Yozarwardi menekankan pentingnya kesiapsiagaan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang bisa saja terjadi kapanpun, baik secara alami maupun ulah manusia.
Menurut dia, kesiapsiagaan kebakaran hutan dan lahan di Sumbar sudah semakin baik. Hal itu terbukti dengan menurunnya luas kebakaran hutan pada 2024 dibandingkan 2023. "Dibandingkan dengan tahun 2023, luas areal yang terbakar sudah semakin sedikit. Pada 2023 areal yang terbakar mencapai 608,56 Hektare," sebut dia.