REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pemuda memiliki peran strategis dalam mendukung transisi energi berkeadilan di Indonesia. Founder Society of Renewable Energy (SRE) Zagy Yakana Berian menilai peran generasi muda sangat krusial dalam mendukung target NZE pemerintah.
Menurut Zagy, langkah nyata adalah kunci untuk mendapatkan kepercayaan pemerintah dan sektor swasta. "Bukti konkret adalah cara terbaik untuk mendekati pemerintah dan sektor swasta agar mendapatkan kepercayaan. Pemuda sudah memiliki banyak proyek nyata yang dapat kita gunakan untuk memperkuat kapasitas dan memperluas dampak melalui kolaborasi lintas generasi," kata Zaqy dalam sesi panel Indonesia Pavilion di COP 29, Baku, Azerbaijan, Kamis (14/11/2024).
Salah satu contoh nyata yang dipaparkan adalah kolaborasi antara SRE dan Desa Bumi, yang dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada COP28. "Tahun lalu, kami mengumumkan kolaborasi dalam bentuk pelatihan kapasitas, advokasi, dan berbagi sumber daya. Kami sudah menyusun rencana tiga tahun ke depan," jelas Zagy.
Proyek unggulan dari kolaborasi ini adalah pembangunan sistem solar water pumping di Sukabumi, Jawa Barat. Proyek ini bertujuan untuk mengairi 20 hektare lahan produktif di kawasan kehutanan sosial. "Kami ingin membangun penyimpanan air yang didukung oleh energi surya untuk mengairi lahan pertanian dan menyediakan cold storage bagi hasil panen. Semua listriknya berasal dari panel surya," kata Zagy.
Ia juga menjelaskan bahwa keberlanjutan proyek ini dirancang melalui koperasi lokal. "Kami membentuk supervisor untuk mengelola operator panel surya, operator air, dan tim keuangan. Pendapatan akan dikumpulkan dari petani yang berlangganan layanan air. Ini memastikan keberlanjutan proyek sekaligus membangun rekening bank bersama untuk komunitas," tambahnya.
Proyek ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama fokus pada uji coba di Pati, Jawa Tengah. Tahap kedua untuk pengembangan bisnis dengan menggandakan pendapatan dan memperluas kolaborasi strategis. Sedangkan tahap ketiga untuk mereplikasi model ini ke lokasi lain.
"Kami ingin menjadikan Pati sebagai laboratorium inovasi energi, melibatkan komunitas lokal, pemuda, pemerintah, dan sektor swasta," ungkapnya.
Menurut Zagy, keberhasilan proyek ini juga didukung oleh generasi muda. "Sebagian besar komunitas kami terdiri dari anak muda. Bahkan kepala desa di lokasi proyek kami berusia di bawah 40 tahun. Semangat generasi muda menjadi penggerak utama dalam memperluas dampak positif ini," katanya.
Namun, Zagy menyadari pentingnya regenerasi kepemimpinan untuk keberlanjutan proyek. "Kita perlu menciptakan pemimpin baru melalui sesi mentor-mentee dan berbagi pengetahuan. Tanpa ini, keberlanjutan proyek sulit dicapai," tegasnya.
Zagy yakin bahwa solusi berbasis energi terbarukan mampu menjawab tantangan nyata di masyarakat pedesaan. "Sebagian orang mungkin menyangkal perubahan iklim, tetapi komunitas pedesaan sudah merasakan dampaknya, seperti kekeringan dan kesulitan mendapatkan air. Dengan energi terbarukan, kita bisa menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak besar," katanya.